Pekanbaru (ANTARA) - Kantor Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Provinsi
Riau membutuhkan Rp600 Juta anggaran operasional untuk menangani kasus tindak kejahatan terhadap anak dan
perempuan di daerah itu.
"Kasus kejahatan terhadap perempuan dan anak di daerah ini cukup banyak, namun diyakini belum bisa tertangani
lebih banyak lagi karena terkendala anggaran dan SDM yang tidak mencukupi," kata Kepala Sub Bagian Tata Usaha
Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) M. Tariq Kamal SE, di Pekanbaru, Rabu.
Menurut Tariq, anggaran sebesar Rp600 juta itu antara lain dibutuhkan untuk membiayai operasional kunjungan ke
lapangan, biaya saksi, pendampingan korban, iklan layanan, kegiatan sosialisasi, penguatan pembentukan Kantor
P2TP2A Kabupaten dan lainnya.
Ia mengatakan, alokasi anggaran untuk operasional kantor P2TP2A Riau hanya Rp237 juta dari APBD Provinsi Riau
tahun 2019 sehingga sulit memaksimalkan pelayanan, apalagi dalam pengadaan SDM yang akan melakukan pendampingan
dan pencatatan pengaduan.
"Kini untuk mengatasi kekurangan SDM, kita dibantu antara lain oleh mahasiswa dari Universitas Islam Riau dan
juga Uin Suska Riau" katanya.
Namun demikian tentunya keberadaan mereka untuk jangka panjang dan kelanjutan program pelayanan akan sulit
dilakukan dan tidak akan maksimal sehingga penambahan SDM ASN baru juga perlu segera dipenuhi.
Selain itu, keterbatasan sarana transportasi, kata Tariq menyebutkan, cenderung menyulitkan P2TP2A untuk
melakukan kunjungan ke lapangan, apalagi kebanyakan korban ini berasal dari pelosok belum lagi kondisi jalan
yang rusak dan membuat kami kesusahan mengamankan korban.
Ia menyontohkan, untuk mengunjungi korban dan memberikan pendampingan Desa Kubu, Rohil, Desa Bunut Pelalawan dan
desa-desa di Pulau Rupat yang terisolasi sangat membutuhkan sarana transportasi yang memadai.
Apalagi daerah ini minim sosialisasi, pengetahuan masyarakatnya yang masih rendah, tentang upaya perlindungan
terhadap perempuan dan anak, sehingga berpotensi sulitnya penanganan cepat dan pendampingan korban kejahatan
terhadap mereka di daerah tersebut.
"Karena sumber daya manusia yang terbatas, kita tidak punya tenaga ahli khususnya di bidang psikolog. Untuk
kedepannya kami perlu ahli psikolog dan juga ahli hukum yang berstatus tetap agar dapat membantu menjalankan
tugas kami, sebab kalau mendatangkan psikolog dari luar jelas berbiaya mahal," katanya.
Kantor UPT P2TP2A Riau merekap data pada September 2019 sebanyak 130 kasus kejahatan terhadap perempuan dan anak
dengan jumlah kasus tertinggi berasal dari Kota Pekanbaru.
Untuk Kota Pekanbaru tercatat sebanyak 67 kasus terdiri atas KDRT 28 kasus, kejahatan seksual sembilan kasus,
hak asuh anak 19 kasus, kekerasan psikis tujuh kasus, pendidikan anak nol kasus, penganiayaan tiga kasus,
trafficking satu kasus.
Dari Kota Dumai sebanyak lima kasus yakni kejahatan seksual tiga kasus, hak asuh anak dua kasus, untuk Kabupaten
Bengkalis sebanyak sembilan kejahatan seksual, satu kasus penganiayaan. Untuk Kabupaten Inderagiri Hilir,
Kabupaten Indragiri Hulu nol kasus.
Kabupaten Rokan Hulu satu kasus kejahatan seksual, Kabupaten Siak enam kasus terdiri dari dua kasus kejahatan
Seksual dan empat kasus kenakalan remaja. Kabupaten Kepulauan Meranti satu kasus kejahatan Seksual.
Kabupaten Kampar sebanyak 14 kasus terdiri atas 10 kasus KDRT, satu kasus hak asuh anak, dan satu ABH, satu
kasus penganiayaan, satu kasus anak hilang. Selain itu dari Kabupaten Kuansing sebanyak tiga kasus kejahatan
seksual. Kabupaten Pelalawan sebanyak delapan kasus yang terdiri dari satu kasus kekerasan fisik, dua kasus
penelantaran, empat kasus kejahatan seksual, satu kasus hak asuh anak.
Kabupaten Rokan Hilir sebanyak 14 kasus terdiri atas 11 kasus kejahatan seksual, dua kasus Anak Hilang, satu
kasus Pidana Murni. Sedangkan kasus yang diadukan dari dari daerah lain sebanyak dua kasus, yakni dua kasus
Penelantaran.
Berita Lainnya
Mensos-Menko Pemberdayaan Masyarakat percepat nol kemiskinan ekstrem di Indonesia
18 December 2024 17:19 WIB
Kemenag berhasil raih anugerah keterbukaan informasi publik
18 December 2024 17:00 WIB
Dokter menekankan pentingnya untuk mewaspadai sakit kepala hebat
18 December 2024 16:37 WIB
Indonesia Masters 2025 jadi panggung turnamen terakhir The Daddies
18 December 2024 16:28 WIB
Menko Pangan: Eselon I Kemenko Pangan harus fokus pada percepatan swasembada pangan
18 December 2024 16:13 WIB
ASEAN, GCC berupaya perkuat hubungan kerja sama kedua kawasan
18 December 2024 15:57 WIB
Pramono Anung terbuka bagi parpol KIM Plus gabung tim transisi pemerintahan
18 December 2024 15:51 WIB
Pertamina berencana akan olah minyak goreng bekas jadi bahan bakar pesawat
18 December 2024 15:12 WIB