Karhutla Riau - Kualitas udara Dumai saat ini berbahaya

id karhutla riau,karhutla dumai,bencana asap,bpbd dumai,kabut asap dumai,riau berasap

Karhutla Riau - Kualitas udara Dumai saat ini berbahaya

Arsip foto. Pengendara motor menggunakan masker saat berkendara di jalan yang diselimuti kabut asap di Kota Dumai, Dumai, Riau, Selasa (10/9/2019). ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid

Dumai (ANTARA) - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Dumai Afrilagan menyebut kualitas udara mengalami penurunan drastis, berdasarkan data indeks standar pencemaran udara berada di angka 300 sehingga masuk kategori berbahaya dan jarak pandang 400 meter, pada Jumat.

"Pemkot Dumai sudah mengambil kebijakan antisipasi bencana asap, di antaranya, dinas pendidikan meliburkan siswa dan dinas kesehatan menyebarkan lebih kurang 300 ribu masker ke masyarakat umum dan sekolah serta fasilitas kesehatan," kata Afrilagan.

Kendala penanganan bencana asap karhutla ini adalah sulit akses jalan dan berbahaya, kedalaman lahan gambut 3 hingga 6 meter, pohon besar mudah roboh, sumber air minim dan peralatan belum memadai, bahkan personel TNI/Polri menginap dekat lokasi karhutla antisipasi api mendekati wilayah pemukiman.

Pemerintah kelurahan dan kecamatan serta instansi terkait terus memantau dan patroli ke lapangan, sekaligus sosialisasi ke masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan terhindar dari kebakaran lahan dan hutan.

Tim darat satgas karhutla Dumai sebanyak 150 personel terus melakukan pemadaman dan pendinginan di lima lokasi titik api lahan gambut yang tersebar di empat kecamatan.

Lima lokasi pendinginan dan pemadaman di Jalan Datuk Alam Kelurahan Teluk Makmur Kecamatan Medang Kampai, Kelurahan Gurun Panjang Kecamatan Bukit Kapur, Kelurahan Bagan Keladi dan Lubuk Gaung Kecamatan Sungai Sembilan serta Kelurahan Bukit Timah Kecamatan Dumai Selatan.

"Sejauh ini total luas areal dipadamkan dan didinginkan sebesar 330,25 hektare dengan lokasi terbesar di Kecamatan Medang Kampai dan Sungai Sembilan," sebutnya.

Saat ini tim satgas darat mengoperasikan alat berat sebanyak dua unit dari Dinas PU dan perusahaan. Tim juga membuatembung sumber air sampai hari ini sudah lebih dari 90 buah.

Titik api muncul karena kondisi panas terik mencapai 33 derajat dan angin kencang, apalagi di daerah gambut dominan, dan wilayah pesisir seperti Dumai, Duri Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten Rokan Hilir mendapat asap kiriman dari Kabupaten Inhil, Pelalawan serta Provinsi Jambi dan Sumatera Selatan.

Diberitakan, korban akibat penurunan kualitas udara dampak kabut asap mulai berjatuhan, sebelumnya empat pelajar putri di satu SMA negeri Dumai nyaris pingsan dalam kelas, dan Jumat pagi hari ini seorang pemotor wanita paruh baya mendadak lemas saat berhenti di perempatan lampu merah.

Baca juga: Karhutla Riau - (VIDEO) Jarak pandang anjlok akibat kabut asap, Satlantas Pekanbaru waspadai Lakalantas

Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Primer Dinas Kesehatan Kota Dumai Hafidz Permana menyebut, sejak awal September hingga akhir pekan kedua, masyarakat terpapar asap dan mengalami gangguan pernafasan mencapai 1.924 pasien.

Sedangkan pada Agustus sebulan lalu, pasien mengalami infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) tercatat sebanyak 3.937 orang dewasa dan anak mulai umur nol hingga di atas lima tahun.

"Menghadapi bencana asap ini kita terus membagikan masker ke masyarakat umum, sekolah dan 10 Puskesmas untuk mengantisipasi dampak lebih buruk atau makin banyak orang terganggu kesehatan," kata Hafidz.

Baca juga: Karhutla Riau - Kabut asap kian pekat, polusi udara di Riau makin berbahaya

Baca juga: Karhutla Riau - Kabut asap bikin biaya hidup di Pekanbaru meningkat, begini penjelasannya