Pekanbaru (ANTARA) - Warga Kota Pekanbaru mengeluhkan dampak asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang mulai mengganggu kesehatan dan aktivitas keseharian.
Seorang warga Kecamatan Lima Puluh, Kota Pekanbaru, Wati, di Pekanbaru, Minggu, mengatakan dua di antara tiga anaknya menderita batuk-batuk selama dua hari terakhir.
"Bahkan anak pertama saya suaranya sudah serak, padahal dia tidak jajan es di sekolahan," katanya.
Dia menduga kuat gangguan kesehatan kedua anaknya tersebut, disebabkan oleh asap kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di sebagian Kota Pekanbaru dan sejumlah kabupaten tetangga selama beberapa pekan terakhir.
Untuk mengantisipasi dampak yang lebih parah, dia mengenakan masker kepada anaknya jika terpaksa harus keluar rumah.
Dia menuturkan dampak asap akan lebih terasa pada pagi hari hingga sekitar pukul 09.00 WIB. Selama kurun waktu itu, aroma asap menyengat seperti bakaran asap mudah tercium sehingga harus pakai masker.
Dia berharap, kebakaran hutan dan lahan bisa teratasi agar dampaknya tidak membahayakan.
"Kalau ada orang atau pihak tertentu sengaja membakar lahan, tangkap saja jangan diberi ampun karena dampaknya merugikan jutaan orang," katanya.
Pada kesempatan sebelumnya, Dinas Kesehatan Provinsi Riau menurunkan personel untuk membagikan masker kepada warga untuk mengantisipasi dampak kabut asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang mulai menyelimuti Kota Pekanbaru.
“Kita ada persediaan 10 ribu masker, dan kita bagikan secara gratis untuk masyarakat,” kata Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi RiauYohanes.
Petugas dari Dinas Kesehatan dibagi ke sejumlah lokasi untuk membagikan masker. Lokasi pembagian masker di antaranya di Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Tuanku Tambussai, Jalan Soekarno Hatta, dan Jalan Yos Sudarso.
Masker dibagikan kepada pengendara sepeda motor, mobil, dan pejalan kaki.
Selain membagikan masker, petugas juga mengedukasi warga untuk mengurangi aktivitas di luar rumah saat kabut asap menyelimuti udara.
Pihaknya akan langsung turun ke lapangan apabila kabut asap kembali menyelimuti Pekanbaru. Kabut asap sifatnya dinamis dan biasanya muncul pada pagi hari.
Di Kota Pekanbaruhingga saat ini terdapat sekitar 700 penderita infeksi saluran pernafasan yang disebabkan oleh polusi asap di ibu kota Provinsi Riau itu.
Berita Lainnya
Ada 99 titik panas di Riau
23 March 2024 11:15 WIB
119 titik panas terdeteksi di Pulau Sumatera, 51 di Riau
18 March 2024 18:03 WIB
Riau status siaga darurat karhutla
14 March 2024 4:37 WIB
604 anak di Pekanbaru terkena ISPA diduga dampak karhutla
11 October 2023 19:53 WIB
Mesin ISPU di Pekanbaru tak berfungsi di saat warga membutuhkan
11 October 2023 18:11 WIB
Pro kontra belajar daring saat bencana kabut asap di Pekanbaru
10 October 2023 8:40 WIB
Dihantui kabut asap, SMA di Riau mulai belajar daring
09 October 2023 11:14 WIB
Penderita gangguan pernafasan rentan terdampak kabut asap
03 October 2023 21:25 WIB