Jakarta (ANTARA) - FaceApp, aplikasi mengedit wajah yang sedang digandrungi, menjamin bahwa foto-foto yang disunting melalui aplikasi tersebut aman.
TechCrunch sebelumnya mempertanyakan keamanan aplikasi buatan Rusia tersebut karena pengguna perlu mengunggah foto ke server cloud, namun tidak ada kejelasan apakah FaceApp menyimpan foto-foto tersebut.
Baca juga: WhatsApp akan berhenti di Windows Phone, Android dan iOS versi lama
Selain itu, pengguna FaceApp di iPhone harus memberikan akses ke galeri kamera. Tapi, jika ditolak, pengguna tetap bisa memilih foto di galeri untuk diedit lewat FaceApp.
Kepada TechCrunch, FaceApp menyatakan sebagian besar proses menyunting gambar, termasuk efek wajah tua, dilakukan di cloud. Mereka hanya mengunggah foto-foto yang telah dipilih untuk disunting.
FaceApp mungkin akan menyimpan sejumlah foto yang telah dipilih pengguna dalam waktu yang singkat, untuk mendukung "performa dan lalu lintas", misalnya melihat apakah pengguna mengunggah foto yang sama berulang kali.
"Sebagian besar gambar dihapus dari server kami dalam waktu 48 jam dari waktu mengunggah," kata FaceApp.
FaceApp memastikan tidak ada data pengguna yang dikirim ke Rusia, meski pusat penelitian dan pengembangan mereka terletak di negara tersebut. FaceApp menggunakan penyimpanan dan awan di luar Rusia.
Pendiri FaceApp, Yaroslav Goncharow belakangan menyatakan mereka menggunkan cloud dari AWS dan Google Cloud.
"Kami tidak menjual atau membagikan data pengguna ke pihak ketiga," kata FaceApp.
FaceApp memastikan foto pengguna tidak akan berpindah tempat karena mereka tidak perlu log in untuk menggunakan aplikasi tersebut.
Pengguna dapat meminta data mereka dihapus, namun menurut mereka, tim mereka saat ini sedang sibuk. Agar pengguna bisa cepat menghapus foto mereka, FaceApp menyarankan untuk meminta foto dihapus lewat laporan.
Pengguna bisa mengakses Setting, kemudian pilih Support dan Report a bug. Tulis "privacy" di judul laporan, untuk meminta FaceApp menghapus foto-foto pengguna.
Baca juga: Oppo luncurkan lini terbaru Reno versi 5G
Baca juga: 25 juta ponsel terinfeksi perangkat lunak jahat (malware), termasuk di Indonesia
Penerjemah: Natisha Andarningtyas