Perkuat Satgas Karhutla, BNPB tambah helikopter pengebom air ke Riau

id Karhutla, Riau,karhutla 2019,karhutla riau,helikopter bnpb,bpbd riau,satgas karhutla riau,berita riau antara,berita riau terbaru

Perkuat Satgas Karhutla, BNPB tambah helikopter pengebom air ke Riau

Arsip foto. Helikopter Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menjatuhkan air dari udara saat membantu proses pemadaman kebakaran hutan dan lahan di Pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis, Riau, Kamis (28/2/2019). Pemerintah Indonesia mengerahkan tim gabungan pemadam kebakaran di darat dan menggunakan helikopter untuk memadamkan kebakaran lahan gambut yang sudah berlangsung selama sebulan di Pulau Rupat. (ANTARA FOTO/FB Anggoro/foc) (ANTARA FOTO/FB Anggoro/foc/)

Pekanbaru (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kembali mengirim satu unit helikopter pengebom air guna mengatasi meningkatnya jumlah titik-titik api yang mengindikasikan kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau.

Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau Jim Gafur kepada Antara di Pekanbaru, Selasa,mengatakan helikopter jenis Mi-8 tersebut tiba di Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Selasa sore sekitar pukul 16.00 WIB.

"Dengan kedatangan helikopter tersebut total ada enam helikopter water bombing di Riau. Seluruhnya bantuan dari BNPB," kata Jim.

Helikopter MI-8 sendiri segera bergabung dengan jenis Kamov, Mi-171, Sikorsky dan dua unit Mi-8 lainnya yang terlebih dahulu berjibaku mengatasi titik-titik api di Riau sejak awal 2019 ini.

Jim mengatakan helikopter Mi-8 diterbangkan BNPB dari Palembang, Provinsi Sumatera Selatan ke Riau sekitar pukul 14.00 WIB. Nantinya, keberadaan helikopter tersebut akan membantu mengatasi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang mulai marak sejak sepekan terakhir.

Jim menjelaskan keberadaan helikopter itu akan sangat membantu Satgas dalam mengatasi Karhutla, terutama yang melanda sebagian wilayah gambut pesisir Riau seperti Rokan Hilir, Bengkalis, Dumai dan Siak. Ia menuturkan, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan Riau memasuki puncak musim kemarau pada Juli hingga Agustus 2019 mendatang.

"Prediksi BMKG kita memasuki puncak musim kemarau pada Juli ini hingga Agustus. Sehingga ini menjadi salah satu alasan BNPB memperkuat Riau dengan helikopter pengebom air," tuturnya.

Selain itu, dia juga menjelaskan sejumlah helikopter pengebom air yang selama ini bertugas di Riau juga akan memasuki akhir kontrak. Sehingga, diharapkan pada saat puncak musim kemarau tidak terjadi kekosongan armada helikopter sehingga upaya penanggulangan tidak Karhutla tidak terganggu.

"Kita belajar pengalaman 2015 silam saat puncak musim kemarau terjadi kekosongan heli sehingga kebakaran sulit dikendalikan," tuturnya.

Selain mengandalkan upaya pemadaman dari udara, upaya penanggulangan juga dilakukan oleh tim gabungan TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni dan masyarakat setempat.

Hingga awal Juli 2019 ini, tercatat lebih dari 3.211 hektare lahan di Riau hangus terbakar. Kabupaten Bengkalis menjadi wilayah yang terluas mengalami Karhutla dengan luas mencapai 1.426.83 hektare.

Di Bengkalis, kebakaran lahan yang paling luas berada di Pulau Rupat. Di Pulau yang berada persis di bibir Selat Malaka yang berbatasan langsung dengan negara tetangga itu mengalami kebakaran sejak awal tahun. Kondisinya terus memburuk hingga bulan berikutnya hingga membuat Panglima TNI harus mengirimkan seribuan anggota Komando Strategis Angkatan Darat untuk membantu pemadaman.

Saat ini, Pulau Rupat cenderung stabil setelah kebakaran berhasil diatasi dengan baik. Meski begitu, personel gabungan TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni hingga masyarakat masih tetap waspada mengantisipasi munculnya titik-titik api di wilayah itu.

Selain Bengkalis, kebakaran turut melanda wilayah Rohil dengan luas kebakaran mencapai 548.25 hektare. Selanjutnya Siak 347.85 hektare, Dumai 266.75 hektare dan Meranti 232,7 hektare. Kemudian, di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) 118.6 hektare, Pelalawan 90 hektare dan Indragiri Hulu (Inhu) 71,5 hektare.

Pemerintah Provinsi Riau telah mengaktifkan Satgas Karhutla setelah menetapkan status siaga darurat sejak 19 Februari hingga 31 Oktober 2019 mendatang.

Baca juga: Program Desa Bebas Api di Riau jangkau 600 ribu hektare

Baca juga: BMKG deteksi peningkatan jumlah titik-titik panas di Riau