Program Desa Bebas Api di Riau jangkau 600 ribu hektare

id Karhutla, Riau, Desa Bebas Api

Program Desa Bebas Api di Riau jangkau 600 ribu hektare

Petugas Manggala Agni Daops Pekanbaru menyemprotkan air ke lahan gambut yang terbakar di Desa Karya Indah, Kabupaten Kampar, Riau, Rabu (3/4/2019). Satgas Karhutla Riau terus melakukan upaya pemadaman kebakaran hutan dan lahan agar bencana kabut asap dampak dari karhutla tidak terulang kembali di Provinsi Riau. (ANTARA FOTO/Rony Muharrman/aww.)

Pekanbaru (ANTARA) - Program Desa Bebas Api atau Fire Free Village Programme (FFVP) yang berjalan selama lima tahun terakhir di Provinsi Riau telah menjangkau lima kabupaten atau setara 600.000 hektare wilayah rawan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di wilayah tersebut.

"Dari 53 desa yang sudah dijangkau, 30 diantaranya masuk tahapan desa bebas api yang mencakup 600.000 hektare," kata Direktur Utama PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), Sihol Aritonang di Pangkalan Kerinci, Pelalawan, Riau, Rabu.

Program Desa Bebas Api merupakan bentuk dukungan PT RAPP dan April Group dalam membantu pemerintah untuk mencegah dan menanggulangi bencana Karhutla yang terjadi di Provinsi Riau. Program itu kini telah berjalan di lima kabupaten yang rawan Karhutla seperti Bengkalis, Pelalawan, Indragiri Hilir, Meranti dan Siak.

Setiap tahun, desa yang berhasil membebaskan diri dari Karhutla akan memperoleh bantuan berupa bantuan pembangunan infrastruktur senilai Rp100 juta. Pengelolaan bantuan itu diserahkan kepada desa untuk membangun infrastruktur yang dibutuhkan.

Program itu berhasil menumbuhkan kepedulian masyarakat yang tinggal di desa-desa sekitar wilayah operasional perusahaan akan bahaya dan dampak dari api, terutama penggunaan metode tebang bakar (slash-and-burn) untuk membuka lahan pertanian.

Hasilnya, tingkat insiden kebakaran setiap tahun di daerah FFVP terus berkurang. Pada tahun 2014, area yang terbakar mencapai 0,18 persen dari total area yang dicakup. "Sedangkan pada tahun 2015, 2016, dan 2017 turun masing-masing menjadi 0,01 persen, 0,07 persen dan 0,03 persen. Pada 2018, area yang terbakar kembali berkurang menjadi 0,02 persen dari total area yang dicakup," ujarnya.

Sihol mengatakan pada 2019 ini, Program Desa Bebas Api diperluas dengan kembali merangkul sembilan desa baru. Program ini turut melibatkan PT Sumatera Riang Lestari yang merupakan partner perusahaan kertas terbesar di Riau tersebut.

Dari sembilan desa, tiga desa diantaranya merupakan binaan RAPP yaitu Rangsang, Sungai Ara dan Pangkalan Terap yang berlokasi di Kabupaten Pelalawan. Sementara enam desa berada di bawah SRL yaitu Kelurahan Terkul dan Batu Panjang di Kabupaten Bengkalis, Tanjung Medang dan Sungai Gayung Kiri di Kabupaten Kepulauan Meranti dan Teluk Kiambang dan Karya Tunas Jaya di Kabupaten Inhil.

Selain merangkul sembilan desa baru, perusahaan turut memberikan penghargaan sebesar Rp100 juta yang digunakan untuk keperluan pembangunan infrastruktur desa setempat. Kesembilan desa tersebut yaitu Dedap, Kudap, Bagan Melibur, Mayang Sari, Mekar Sari, Mekar Delima, Pelantai, Bumi Asri, Teluk Belitung.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Riau Ervin Rizaldi mengakui program yang dijalankan oleh RAPP dan mitra turut andil dalam membantu menekan angka Karhutla di wilayah itu. Sepanjang tiga tahun terakhir dia mengatakan Riau bebas dari kabut asap yang selama 18 tahun membelenggu Bumi Lancang Kuning.

"Tiga tahun terakhir kita tidak alami kebakaran hebat. Meskipun ada, namun tidak mengganggu penerbangan, tidak menyebabkan anak libur sekolah dan ekonomi berjalan dengan baik," ujarnya.

Rizaldi berharap program tersebut dapat terus ditingkatkan dengan menjangkau lebih banyak desa yang rawan Karhutla. Dia menuturkan sebagian besar desa-desa di Riau berada di atas tanah gambut sehingga sangat rawan terbakar saat memasuki musim kemarau.*