1.429 orang Riau terduga TBC, 50 berstatus warga binaan Rutan Pekanbaru

id hari TBC sedunia 2019,penyakit TBC adalah,deteksi TBC rutan pekanbaru,rutan sialang bungkuk,dinas kesehatan riau,kadis kesehatan riau mimi nazir,barit

1.429 orang Riau terduga TBC, 50 berstatus warga binaan Rutan Pekanbaru

Sejumlah warga binaan memberikan sampel dahak saat kegiatan edukasi dan screening TBC di Rumah Tahanan (Rutan) Kelas IIB Sialang Bungkuk Pekanbaru, Riau, Kamis (28/3/2019). Dinas Kesehatan Riau mengungkapkan dari deteksi pada awal tahun 2019 ada 1.429 orang terduga sakit Tuberkolosis atau TBC, di antaranya 50 warga binaan di Rutan Pekanbaru. Pendeteksian dini bertujuan mencegah penularan dan pasien dapat diobati oleh pemerintah secara gratis. (ANTARA FOTO/FB Anggoro)

Pekanbaru (ANTARA) - Dinas Kesehatan Provinsi Riau mengungkapkan pada tahun ini sebanyak 1.429 orang di Riau berstatus terduga sakit Tuberkolosis atau TBC, dan 50 di antaranya merupakan warga binaan di Rumah Tahanan (Rutan) Kelas IIB Sialang Bungkuk Pekanbaru.

Hal ini terungkap saat acara edukasi dan screening TBC bagi warga binaan suspek TBC di Rutan Sialang Bungkuk, Kota Pekanbaru, Kamis.

"Pemeriksaan awal Tuberkulosis yang diketahui lebih dini menjadi hal yang penting untuk dapat mencegah penularan dan dapat diobati lebih lanjut, pemeriksaan dan pengobatan TBC," kata Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Riau, Mimi Yuliani Nazir kepada ANTARA.

Baca juga: Menkes sebut diabetes paling banyak "serang" warga Riau. Ini sebabnya

Ia menjelaskan, sesuai dengan Instruksi Menteri Kesehatan dan Petunjuk Teknis Hari TBC Sedunia, telah dilakukan penemuan aktif dan massif di 12 kabupaten/kota di Riau mulai awal Maret 2019. Metodenya melalui investigasi kontak TBC, penemuan aktif di tempat khusus LAPAS/Rutan, pesantren, dan populasi kunci.

Sebanyak 1.429 terduga TBC itu, merupakan bagian dari 6.783 orang yang dideteksi dini pada awal Maret ini. Sedangkan jumlah pasien positif TBC ada 218 orang, namun baru 202 orang yang sudah menjalani pengobatan.

"Deteksi dini ini bertujuan untuk mengedukasi TBC, screening gejala TBC, serta dirujuk dan diobati di layanan kesehatan jika ditemukan," kata Mimi.

Hari Tuberkulosis Sedunia (HTBS) yang diperingati pada 24 Maret setiap tahun, lanjutnya, dirancang untuk membangun kesadaran masyarakat bahwa TBC hingga kini masih menjadi epidemi di dunia.Peringatan hari TB Sedunia 2019 dilaksanakan dengan kegiatan deteksi dini pencegahan penularan TBC di keluarga dan tempat khusus, yaitu pada lingkungan yang mudah terjadi penularan TBC karena dihuni banyak orang. Lokasi tersebut di antaranya adalah Lembaga Pemasyarakatan (Lapas), Rutan dan pesantren.

Potensi Penderita Baru

Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes Riau, M. Ridwan, menambahkan, diperkirakan terdapat 31.190 kasus TBC di seluruh Provinsi Riau pada 2018. Namun, pasien yang ditemukan dan diobati sesuai standar baru mencapai 11.124 orang.

Mereka termasuk kasus TBC anak yang dtemukan 1.240 kasus, serta kasus TBC Resisten Obat mencapai 70 kasus, dan yang mau memulai pengobatan hanya 24 pasien.

Menurut dia, fakta tersebut sangat mengkhawatirkan karena satu orang penderita TBC berpotensi menularkan ke 10 orang disekitarnya. Penularan penyakit itu sangat mudah terjadi lewat perantara udara.

“Sisanya sekitar 20 ribu orang yang melayang, beredar di antara kita, dan kita tidak tahu mereka penderita TBC atau tidak. Kalau ini dibiarkan, dikali 10 yang berpotensi tertular, maka bisa ada 200 ribu penderita baru,” katanya.

Karena itu, setiap warga yang sudah mengalami batuk terus menerus selama sekitar 20 hari, lebih baik mendatangi tempat pelayanan kesehatan seperti Puskesmas. Pemerintah Indonesia menjamin semua pengobatan penderita TBC.

“Obatnya gratis, cuman lama. Selama enam bulan diminum setiap hari. Karena pengobatan lama, sering terjadi putus obat entah karena lupa, malas atau efek sampingnya berat tergantung kondisi badannya. Kalau dibiarkan bisa terjadi TBC resisten obat, akan makin lama pengobatannya,” kata Ridwan.

Baca juga: Eliminasi TBC, Dinkes Riau Intensifkan Penjaringan ke Panti Asuhan, Terminal, dan Rumah Warga

Baca juga: Pemda dan IDI Kampar Ajak Masyarakat Peduli TBC