Seniman Riau bangun laboratorium budaya Siku Keluang di Rimbang Baling

id Rumah Budaya,rimbang baling, suaka margasatwa rimbang baling

Seniman Riau bangun laboratorium budaya Siku Keluang di Rimbang Baling

Suasana di Bukit Rimbang Baling (ANTARA/FBAnggoro )

Kota Pekanbaru (ANTARA) - Para pecinta seni dan pegiat lingkungan dari Rumah Budaya Riau akan membangun laboratorium budaya Siku Keluang di Desa Koto Lamo, Kabupaten Kampar Kiri, atau dalam kawasan Suaka Margasatwa Bukit Rimbang Baling, Provinsi Riau.

"Keberadaan laboratorium itu ke depan diharapkan menjadi sarana komunikasi yang baik untuk meninjau dan melihat apa saja yang terjadi di sana sesuai kebutuhan seniman dan pengunjung," kata Adhari Donora, pengurus Sekretariat Rumah Budaya, Siku Keluang, di Pekanbaru, Selasa.

Menurut Adhari, pengertian sebuah laboratorium adalah suatu tempat sebagai sarana dilakukan kegiatan kerja untuk menghasilkan sesuatu. Tempat ini dapat merupakan suatu ruangan tertutup, kamar, atau ruangan terbuka, misalnya kebun dan lain-lain.

Namun perbedaannyadengan laboratorium Budaya Siku Keluang adalah akan dilengkapi dengan ruang pertemuan, tempat menginap, ruang penelitian atau sebagai sarana yang bisa memenuhi kebutuhan sesuai dengan kondisi alam di Suaka MargasatwaRimbang Baling.

Laboratorium ini akan dibangun secara swakelola dari seniman lokal, nasional dan asing yang peduli terhadap lingkungan. Diijadwalkan April 2019 pembangunan laboratorium ini selesai.

Khusus di Desa Koto Lamo, Rumah Budaya bekerjasama dengan Datuk pucuk di sana agar kegiatan ini bisa dilakukan bersama dan masyarakat adat dapat keuntungan.

Menurutnya, laboratorium ini perlu dibangun sekaligus dapat mendorong partisipasi masyarakat dalam menjaga adat dan hutan "perawan" serta mendukung pelestarian kawasan Suaka Margasatwa Rimbang Baling yang memiliki luas141.226,25 hektare itu.

Rimbang Baling dijadikan sebagai Suaka Margasatwa berdasarkan SK Gubernur Riau pada 1982. Sebelumnya kawasan ini dikelola sebagai hak penguasaan Hutan (HPH).

Kawasan ini kaya akan ekosistem sebagai hutan hujan dataran rendah. Kawasan ini memiliki kekayaan hayati seperti jenis tumbuhan langka seperti mempening, mersawa, kempas, bunga bangkai, mempening, kulim, pulai, kuranji dan lain-lain. Di situ juga terdapat 170 jenis burung dan 50 jenis mamalia termasuk tapir, rusa, kukang, siamang, unko, simpai, beruang madu, ajak , kambing hutan serta lima jenis kucing berbagai ukruna, seperti harimau sumatera, macan dahan, kucing emas, kucing hutan dan kucing batu.

Gajah Sumatera juga tercatat pernah hidup di hutan Rimbang Baling namun diperkirakan telah punah. Rimbang Baling sendiri terletak di sekitar 90 km arah Selatan dari Kota Pekanbaru.