Sekolah liburkan siswa akibat kabut asap di Rupat

id asap, siswa libur,karhutla

Sekolah liburkan siswa akibat kabut asap di Rupat

Arsip Foto Sejumlah warga menggunakan masker untuk menghindari paparan asap kebakaran hutan dan lahan di Kota Dumai, Dumai, Riau, Jumat (15/2/2019). Otoritas kesehatan di Kota Dumai menyebutkan pada pekan ini sebanyak 215 kasus Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA), gangguan mata dan kulit pada pasien terjadi akibat terpapar kabut asap kebakaran hutan dan lahan yang dilaporkan oleh sejumlah pusat kesehatan masyarakat (ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid)



Pekanbaru (Antaranews Riau) - Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis terpantau terus memburuk hingga menyebabkan sekolah di wilayah pesisir Provinsi Riau tersebut meliburkan siswa dari aktivitas belajar mengajar.

Camat Rupat Hanafi kepada Antara di Pekanbaru, Senin, mengatakan Sekolah Dasar di Desa Terkul terpaksa menghentikan aktivitas belajar dan mengajar karena kualitas udara pada awal pekan ini dalam level membahayakan.

"Sekolah Dasar 02 Terkul hari ini terpaksa memulangkan siswanya karena kabut asap sangat pekat," katanya.

Dia menjelaskan SD Negeri 02 Terkul tersebut berada tidak jauh dari lokasi karhutla.

Baca juga: Masyarakat Rupat mulai terserang penyakit akibat kabut asap karhutla

Kabut asap menyelimuti perkampungan dan memaksa sekolah tidak melanjutkan kegiatan belajar mengajar meskikupn siswa sudah mulai berdatangan.

"Sejauh ini yang terpantau liburkan sekolah baru itu ya. Karena memang sekolah itu paling dekat dengan titik api dan berbahaya untuk anak-anak kita," ujarnya.
Arsip foto - Sejumlah murid menggunakan masker untuk menghindari terhirupnya asap dari kebakaran hutan dan lahan gambut di Kota Dumai, Dumai, Riau, Sabtu (23/2/2019). Sejumlah sekolah di Kota Dumai meliburkan kegiatan belajar mengajarnya untuk menghindar dari terpapar kabut asap kebakaran hutan dan lahan gambut yang terjadi di wilayah pesisir Riau (ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid)


Dia menjelaskan bahwa meski telah dua pekan lamanya wilayah itu terpapar kabut asap, baru hari ini sekolah menghentikan aktivitas belajar mengajar.

Hal itu disebabkan kondisi kabut asap yang terus memburuk. Dia mengatakan bahwa hari ini kabut asap terparah.

"Jarak pandang hari ini hanya 100 sampai 200 meter," tutur Hanafi.

Selain berdampak pada dunia pendidikan, kesehatan masyarakat Pulau Rupat juga terpantau terganggu.

"Puskesmas kita sudah menangani beberapa pasien yang mulai batuk-batuk, flu akibat dampak asap," katanya.

Korban kabut asap juga menyerang bayi yang harus mendapat perawat cukup serius.

Meski terus terpapar udara tidak sehat hingga berbahaya, dia mengatakan belum ada warganya yang mengungsi.

Aktivitas warga pun masih tergolong normal, meski dia mengimbau mereka untuk mengurangi aktivitas di luar rumah.

Selain itu, dia juga mengimbau kepada masyarakat yang mulai mengeluhkan sakit akibat kabut asap untuk segera melapor dan berobat ke puskesmas terdekat.

Baca juga: Dinkes Dumai bagikan 14.000 masker akibat maraknya asap

Baca juga: Tim Gabungan Dumai Pendinginan Satu Titik Karhutla