Peranap, Riau (Antaranews Riau) - Selama ini Pemerintah Indonesia masih bergantung pada impor gas elpiji. Karena itu, keberadaan pabrik hilirisasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME) di tambang Peranap, Kabupaten Indrahili Hulu, Riau, diharapkan mampu mengurangi impor LPG atau elpiji.
"Seperti kita ketahui selama ini kebutuhan LPG masih impor. Dengan adanya pabrik hilirisasi batu bara jadi DME maka kebutuhan LPG bisa terpenuhi dari dalam negeri," kata Dirut PT Bukit Asam Tbk. Arviyan Arifin kepada pers usai pencanangan pembangunan Pabrik Hilirisasi Batu Bara menjadi DME di Tambang Peranap PT Bukit Asam Tbk di Peranap, Riau, Kamis (7/2).
Pencanangan ditandai dengan ditekannya tombol oleh Direktur Utama PT Bukit Asam (BA) Arviyan Arifin, Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko Pertamina (Persero) Heru Setiawan, Direktur Utama PT Air Products Indonesia Triwidio Pramono, Direktur Utama PT Indonesia Asahan Alumunium (Persero) Budi Gunadi Sadikin, Sekretaris Daerah Provinsi Riau Ahmad Hijazi, dan Wakil Bupati Indragiri Hulu Khairizal.
Baca juga: Tiga Perusahaan Besar Berkongsi Bangun Pabrik di Tambang Batubara Peranap
Keberadaan pabrik hilirisasi batu bara jadi DME ini sangat penting dan strategis untuk mewujudkan ketahanan energi nasional dan mengurangi impor elpiji, selain dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Indragiri Hulu.
Menurutnya, Indonesia harus tetap mengembangkan industri hilirisasi batubara bukan hanya dalam mengurangi impor tapi juga dalam rangka mengembangkan ekspor.
"Hilirisasi juga penting dalam upaya mengurangi polusi dari batubara dengan memproduksi energi bersih berupa Syngas yang akan jadi hulu dari berbagai produk seperti DME bahkan sampai solar dan avtur," katanya.
Wilayah tambang PTBA di Peranap akan menjadi lokasi gasifikasi batubara karena memiliki cadangan besar batubara kalori rendah. Dengan adanya proyek gasifikasi batubara di Mulut Tambang Peranap ini tentunya akan dapat menghidupkan dan mengoptimalisasi sumber daya alam batubara Peranap untuk ketahanan energi nasional dan kesejahteraan masyarakat.
Baca juga: Pertamina Sukses Lifting Perdana Minyak Mentah Blok Rokan
Nantinya, batubara kalori rendah yang berasal dari tambang PTBA Peranap, Riau akan diolah menjadi syngas untuk kemudian diproses menjadi DME. DME inilah yang akan digunakan oleh Pertamina sebagai substitusi LPG.
Adanya DME yang digunakan untuk LPG ini merupakan salah satu langkah sinergi BUMN dan langkah Pertamina untuk dapat menekan impor LPG. Langkah ini dinilai sebagai langkah strategis secara nasional.
Setelah pencanangan, akan dilakukan tahap selanjutnya yakni konstruksi pembangunan pabrik. Rencananya, usaha hilirisasi batubara di mulut tambang batubara Peranap ini memiliki kapasitas 1,4 juta ton DME per tahun dengan kebutuhan batubara sebesar 9,2 juta ton per tahun.
Berita Lainnya
Cadangan Batubara Peranap untuk Gasifikasi 600 Juta Ton
08 February 2019 15:05 WIB
Tiga Perusahaan Besar Berkongsi Bangun Pabrik di Tambang Batubara Peranap
08 February 2019 8:18 WIB
Cegah abrasi, PT Bukit Asam tanam bibit mangrove di Pantai Taluak, Sumbar
29 August 2024 12:47 WIB
Dua unit PLTS PT Bukit Asam pangkas emisi karbon mencapai 618,5 ton
19 December 2023 14:59 WIB
PT Bukit Asam jajaki pasar Eropa kirim ratusan ton batu bara ke Italia
20 September 2022 14:11 WIB
PT Bukit Asam hemat Rp58,4 miliar per tahun berkat jalankan digitalisasi
02 September 2022 15:56 WIB
Laba Bukit Asam naik sebesar 246 persen pada semester I-2022
26 August 2022 11:51 WIB
PT Bukit Asam perkirakan harga batu bara siap "terbang"
07 March 2022 15:32 WIB