Pertamina Sukses Lifting Perdana Minyak Mentah Blok Rokan
Dumai (Antaranews Riau) - PT Pertamina (Persero) sukses dalam melakukan pengiriman pertama atau lifting minyak mentah Blok Rokan, Provinsi Riau, dari PT Chevron Pacifik Indonesia untuk diolah sendiri di kilang minyak dalam negeri.
Pelaksanaan lifting berlangsung di dermaga terminal transportasi PT Chevron Dumai pada Selasa (15/1), dihadiri perwakilan SKK Migas dan Kantor Staf Presiden.
Acara itu ditandai dengan penekanan tombol dan pelepasan kapal tangker membawa crude oil jenis Sumatran Light Crude (SLC) dan Dul Crude ke Balikpapan.
Dalam keterangan pers, Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan, ke depan akan diupayakan penyerapan maksimal minyak mentah untuk memenuhi kebutuhan kilang dalam negeri sehingga dapat mengurangi Impor minyak mentah.
"Lifting dilakukan untuk pembelian minyak mentah perdana chevron dari lapangan Blok Rokan, sesuai kesepakatan antara pertamina dengan beberapa kontraktor, salah satunya chevron," kata Nicke.
Baca juga: Chevron Kecewa Tidak Kelola Blok Rokan Lagi
Baca juga: Riau Ingin Kelola Salah Satu Lapangan Minyak Blok Rokan
Ditambahkan, kebijakan pemerintah memprioritaskan penggunaan minyak mentah dihasilkan di dalam negeri untuk diolah di kilang dalam negeri sangat penting sebagai upaya untuk memenuhi ketahanan energi nasional.
Kesepakatan antara Pertamina dengan Chevron terjadi sejak terbitnya Permen ESDM Nomor 42 Tahun 2018 pada awal September 2018, dan Pemerintah sampaikan apresiasi pada CPI atas tercapainya kesepakatan hubungan dan kerjasama kedua belah pihak.
Selama ini, minyak mentah bagian kontraktor kontrak kerjasama PT CPI sebagian besar di ekspor, dan Pertamina harus mengimpor minyak mentah kondensat sekitar 342.000 barrel per hari.
"Terbitnya Permen ESDM Nomor 42 Tahun 2018, maka minyak mentah bagian kontraktor kontrak kerjasama diprioritaskan untuk dijual ke Pertamina dan diolah di kilang minyak dalam negeri," sebutnya.
Pembelian minyak mentah dari lapangan Blok Rokan ini, akan memasok kebutuhan minyak mentah SLC dan Duri yang akan diolah di Kilang Pertamina selain Kasim-Sorong, dan pembelian dilakukan berdasarkan prinsip Business to Busines.
Baca juga: Kebocoran Pipa Gas Tidak Ganggu Produksi Blok Rokan
Baca juga: Riau Tagih 10 Persen Saham di Blok Rokan
Lapangan Blok Rokan merupakan produsen minyak mentah terbesar di Indonesia dan kerangka kerjasama ini memberikan manfaat bagi semua pihak termasuk pemerintah dan rakyat Indonesia.
Minyak mentah jenis SLC dan Dul Crude dihasilkan Blok Rokan, sesuai dengan konfigurasi Kilang Minyak Pertamina, sehingga dapat meningkatkan yield of valuable products di Kilang Pertamina, dan tahap awal, untuk periode Januari hingga Juni 2019, estimasi volumenya diperkirakan mencapai 2,5 juta barel per bulan.
Sementara, Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto menyebutkan, pihaknya akan terus mendorong upaya Pertamina untuk mengurangi impor minyak mentah yang diproduksi dari lapangan lapangan minyak Indonesia sendiri yang dioperasikan oleh KKKS dan di tengah meningkatnya konsumsi minyak dalam negeri.
SKK Migas sambut baik adanya pembelian minyak mentah crude bagian PT CPI dari lapangan blok Rokan oleh Pertamina, untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri sebagai upaya memperkuat implementasi Domestic Market Obligation yang sudah diterapkan pada industri hulu migas Indonesia.
"Pemanfaatan minyak mentah hasil lapangan di Indonesia adalah langkah bagus untuk menurunkan impor minyak mentah, dan dapat memperbaiki neraca perdagangan berjalan. Diharap kontraktor lain dapat mengikuti langkah menjual minyak mentah ke Pertamina," sebut Dwi.
Baca juga: Rumah Tahfidz Pertamina Dumai Cetak Penghapal Alquran
Baca juga: Pertamina MOR I tutup posko satgas Natal-Tahun Baru, Ini Realisasi Penyaluran BBM
Pelaksanaan lifting berlangsung di dermaga terminal transportasi PT Chevron Dumai pada Selasa (15/1), dihadiri perwakilan SKK Migas dan Kantor Staf Presiden.
Acara itu ditandai dengan penekanan tombol dan pelepasan kapal tangker membawa crude oil jenis Sumatran Light Crude (SLC) dan Dul Crude ke Balikpapan.
Dalam keterangan pers, Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan, ke depan akan diupayakan penyerapan maksimal minyak mentah untuk memenuhi kebutuhan kilang dalam negeri sehingga dapat mengurangi Impor minyak mentah.
"Lifting dilakukan untuk pembelian minyak mentah perdana chevron dari lapangan Blok Rokan, sesuai kesepakatan antara pertamina dengan beberapa kontraktor, salah satunya chevron," kata Nicke.
Baca juga: Chevron Kecewa Tidak Kelola Blok Rokan Lagi
Baca juga: Riau Ingin Kelola Salah Satu Lapangan Minyak Blok Rokan
Ditambahkan, kebijakan pemerintah memprioritaskan penggunaan minyak mentah dihasilkan di dalam negeri untuk diolah di kilang dalam negeri sangat penting sebagai upaya untuk memenuhi ketahanan energi nasional.
Kesepakatan antara Pertamina dengan Chevron terjadi sejak terbitnya Permen ESDM Nomor 42 Tahun 2018 pada awal September 2018, dan Pemerintah sampaikan apresiasi pada CPI atas tercapainya kesepakatan hubungan dan kerjasama kedua belah pihak.
Selama ini, minyak mentah bagian kontraktor kontrak kerjasama PT CPI sebagian besar di ekspor, dan Pertamina harus mengimpor minyak mentah kondensat sekitar 342.000 barrel per hari.
"Terbitnya Permen ESDM Nomor 42 Tahun 2018, maka minyak mentah bagian kontraktor kontrak kerjasama diprioritaskan untuk dijual ke Pertamina dan diolah di kilang minyak dalam negeri," sebutnya.
Pembelian minyak mentah dari lapangan Blok Rokan ini, akan memasok kebutuhan minyak mentah SLC dan Duri yang akan diolah di Kilang Pertamina selain Kasim-Sorong, dan pembelian dilakukan berdasarkan prinsip Business to Busines.
Baca juga: Kebocoran Pipa Gas Tidak Ganggu Produksi Blok Rokan
Baca juga: Riau Tagih 10 Persen Saham di Blok Rokan
Lapangan Blok Rokan merupakan produsen minyak mentah terbesar di Indonesia dan kerangka kerjasama ini memberikan manfaat bagi semua pihak termasuk pemerintah dan rakyat Indonesia.
Minyak mentah jenis SLC dan Dul Crude dihasilkan Blok Rokan, sesuai dengan konfigurasi Kilang Minyak Pertamina, sehingga dapat meningkatkan yield of valuable products di Kilang Pertamina, dan tahap awal, untuk periode Januari hingga Juni 2019, estimasi volumenya diperkirakan mencapai 2,5 juta barel per bulan.
Sementara, Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto menyebutkan, pihaknya akan terus mendorong upaya Pertamina untuk mengurangi impor minyak mentah yang diproduksi dari lapangan lapangan minyak Indonesia sendiri yang dioperasikan oleh KKKS dan di tengah meningkatnya konsumsi minyak dalam negeri.
SKK Migas sambut baik adanya pembelian minyak mentah crude bagian PT CPI dari lapangan blok Rokan oleh Pertamina, untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri sebagai upaya memperkuat implementasi Domestic Market Obligation yang sudah diterapkan pada industri hulu migas Indonesia.
"Pemanfaatan minyak mentah hasil lapangan di Indonesia adalah langkah bagus untuk menurunkan impor minyak mentah, dan dapat memperbaiki neraca perdagangan berjalan. Diharap kontraktor lain dapat mengikuti langkah menjual minyak mentah ke Pertamina," sebut Dwi.
Baca juga: Rumah Tahfidz Pertamina Dumai Cetak Penghapal Alquran
Baca juga: Pertamina MOR I tutup posko satgas Natal-Tahun Baru, Ini Realisasi Penyaluran BBM