Dumai, Riau (AntaraNews Riau) - Manager Komunikasi dan CSR Pertamina RU II Dumai Muslim Dermawan menyebut, Rumah Tahfidz Al Muhajirin baru berdiri setahun, dan sudah mencetak puluhan generasi muda pencinta dan penghapal Alquran.
"Kemajuan era digital saat ini tentunya berpengaruh terhadap pola kehidupan anak sehari hari, dan melalui rumah tahfidz ini kita ingin berkontribusi membentengi diri anak dari pengaruh negatif," kata Muslim, Senin.
Rumah tahfidz dibentuk Pertamina, selain satu bentuk kontribusi menciptakan generasi muda cinta Alquran, juga sebagai tempat belajar anak anak untuk membentengi diri dari pengaruh negatif kemajuan.
Baca juga: Pertamina Dumai raih penghargaan lingkungan proper hijau
Disebutkan, managemen perusahaan sangat bersyukur atas keberlangsungan kegiatan belajar mengajar di rumah tahfidz ini, dengan jumlah peserta didik pada 2018 lalu sebanyak 96 orang, dan di 2019 bertambah 43 anak.
Sejak peletakan batu pertama pada 23 Agustus 2017 hingga diresmikan 14 Januari 2018, pembangunan rumah tahfidz berjalan lancar berkat bantuan donatur dari pekerja dan keluarga Pertamina RU II serta warga Dumai.
"Kita berharap donator maupun orang tua terus antusias mengembangkan rumah tahfidz ini sehingga kegiatan belajar mengajar baca Alquran meningkat kedepan," sebutnya.
Lembaga pendidikan baca Alquran dibawah pembinaan Badan Dakwah Islam (BDI) RU II ini berlokasi di komplek perumahan Bukit Datuk Dumai, lanjutnya, memperingati setahun beroperasi dengan menggelar Khatamul Quran di Masjid Al-Muhajirin.
Baca juga: Pertamina MOR I tutup posko satgas Natal-Tahun Baru, Ini Realisasi Penyaluran BBM
Ditambahkan, Rumah Tahfidz Al Muhajirin ini salah satu program sosial kemasyarakatan Pertamina RU II, sebagai bentuk tanggung jawab sosial dan lingkungan BUMN yang bergerak di bidang energi.
"Kami fokus menjamin ketersediaan energi bagi masyarakat, namun tetap menjalankan program sosial kemasyarakatan untuk menciptakan sinergitas," sebutnya.
Sementara, Ketua BDI RU II Yulinas mengatakan, Rumah Tahfidz Al-Muhajirin diikuti peserta belajar 96 santri berasal dari Dumai dan sekitarnya, dan 2019 ini jumlah santri akan bertambah 43 orang.
Para santri belajar dan mengikuti kegiatan belajar mengajar di dua rumah tahfidz dengan sembilan tenaga pengajar, dan sejauh ini animo masyarakat cukup tinggi mendidik anak membaca Alquran.
"Kami mohon doa agar pengembangan rumah tahfidz ini lebih baik di masa mendatang sehingga dapat menampung lebih banyak santri," harap Yulinas.