Benarkah Hoaks Jokowi Antek Asing Disengaja?

id hoax,pilpres 2019,jokowi-maaruf,prabowo-sandiaga

Benarkah Hoaks Jokowi Antek Asing Disengaja?

Pemkab dan Panwaslu Rohil Dukung Gerakan Anti-Hoax, Apalagi Sekarang Tahap Pilkada (Antara)

Jakarta (Antaranews Riau) - Suhu politik jelang Pemilihan Presiden 2019 makin memanas, dan penggunaan segala cara dalam dunia politik sepertinya akan dilakukan untuk menjatuhkan dan meraih simpati pemilih. Tim kampanye dari salah satu pasangan calon presiden bahkan menyebut ada upaya sistematis yang disengaja untuk menyebarkan hoaks. Apa betul demikian?

Juru bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi/Ma'ruf Amin, Ace Hasan Syadzily, mengatakan isu yang menyebut Jokowi antek asing adalah hoaks dan fitnah yang disengaja atau "by design".

"Pak Jokowi sering terkena semburan fitnah, hoaks, dan ujaran kebecian yang menuduhnya antek asing dan aseng. Semburan hoaks ini 'by design' untuk membangun 'framing' negara kita sudah dikuasai asing, hilang kedaulatan, dan di ambang kebangkrutan," ujar Ace di Jakarta, Senin.

Baca juga: Terkait Surat Suara Pilpres dicoblos, Presiden Jokowi: Ini kan hoaks

Ace mengatakan bahwa fitnah yang ditujukan kepada Jokowi beragam, mulai dari dituding membuka ekonomi Indonesia terhadap serbuan korporasi global, menjadi boneka Tiongkok, sampai dengan serbuan tenaga kerja asing Tiongkok.

Strategi Firehose of Falsehood

Fitnah itu, kata Ace, mirip dengan strategi"firehose of falsehood" yang digunakan dalam pilpres AS dan Brasil. Di AS, dia mencontohkan Donald Trump menggunakan model proganda ini dan mengangkat tema "Make America Great Again".

"Tema yang sama juga berkali-kali dengan gunakan propaganda yang sama 'Make Indonesia Great Again'," ujarnya.

Bagi TKN, kemiripan ini bukan kebetulan, melainkan ada indikasi untuk mejiplak propaganda Trump untuk digunakan di Indonesia.

"Bisa saja untuk kebutuhan itu didatangkan konsultan-konsultan asing untuk mendukung penggunaan propaganda ini," jelasnya.

Baca juga: Dipolisikan karena hoaks surat suara, Andi Arief: lucu bener negeri ini

Capres-cawapres nomor urut 01, Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin. (Foto: Dok TKN Jokowi-Ma'ruf)


Ia menekankan propoganda ala "firehose of falsehood" memiliki ciri, pertama, berusaha mendapatkan perhatian media dengan pernyataan dan tindakan yang konyol dan mengundang kontroversi.

Kedua, melemparkan pernyataan-pernyataan yang bentuknya "partial truth", "misleading claim", dan bahkan bohong dengan tujuan menghilangkan kepercayaan pada data objektif dan merusak kredibilitas sumber data.

Ketiga, pernyataan itu dikeluarkan secara berulang-ulang dan terus-menerus sehingga menjangkau banyak orang.

Baca juga: Vidio bunuh diri di Mall SKA Pekanbaru dipastikan Hoax, penyebarnya kini diburu

Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto (kiri) dan Sandiaga Uno (kanan) menyapa pendukung saat akan menyampaikan pidato kebangsaan di Jakarta Convention Center, Jakarta, Senin (14/1/2019). Prabowo-Sandiaga menyampaikan pidato kebangsaan dengan tema "Indonesia Menang" yang merupakan tagline visi dan misinya. (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)


Keempat, menuduh lawan politik melakukan kebohongan.

Kelima, menyentuh sisi-sisi sentimen/emosional dengan menebar kebecian, keterancaman, dan ketakutan untuk membuat masyarakat bersikap konservatif.

Menuerut Ace, dengan membongkar strategi propaganda ala Rusia, Jokowi sedang mengingatkan rakyat agar tidak tertipu oleh model propaganda seperti itu.

"Selain itu, Pak Jokowi memberi peringatan terhadap bahaya penggunaan propaganda seperti ini karena bisa memecah belah dan mengadu domba rakyat," katanya.

Ace menekankanbahwa ongkos yang dipertaruhkan akan sangat besar jika elite politik menghalalkan segala cara untuk mencapai kemenangan.

Baca juga: Vidio viral gelombang tinggi hantam Pantai Wisata Bengkalis ternyata hoax

Baca juga: Riau Peringkat 4 Indeks Kerawanan Medsos, Bawaslu: Lawan Hoax dan Kampanye SARA