Pesantren Darunnajah Tawarkan Pola Anak Asuh

id pesantren darunnajah, tawarkan pola, anak asuh

Pekanbaru, 5/8 (ANTARA) - Pasantren Darunnajah di Desa Sungai Alah, Teluk Kuantan, Riau, menawarkan "anak asuh" kepada anak didik yang tidak memiliki biaya untuk melanjutkan pendidikan agama setingkat Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau setingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) khususnya di Pasantren.

Direktur Pasantren Darunnajah, Nariman Hadi (46 tahun), Rabudi Desa Sungai Alah, Teluk Kuantan, Riau, mengtaikan, ''Untuk tahun ajaran 2010 ini, kami akan membebaskan seluruh biaya pendidikan dan menanggung semua kebutuhan anak tersebut. Langkah ini dilakukan bertujuan untuk menjaga kelangsungan syiar Agama Islam''.

Pondok Pasantren Darunnnajah berdiri pada tahun 2001 merupakan lembaga pendidikan agama dibawah naungan yayasan Riau Bulletin yang didirikan oleh Marifat Mardjani (alm) yang kemudian diteruskan oleh istrinya bernama Fatimah Hadi (almh)yang juga merupakan seorang perempuan pejuang Riau.

Untuk meningkatkan mutu pendidikan, Pasantren Darunnajah telah bekerja sama dengan Pasantren Darunnjah Jakarta sejak tahun 2001 dengan mendatangkan guru dari Pasantren Darunnajah Jakarta. ''Kerjasa sama ini bertujuan untuk transfer kurikulum dan berjalan hingga saat ini, bahkan dari Pasantren Darunnajah Jakarta memberikan kesempatan untuk mendapatkan beasiswa kepada siswa berprestasi dan mau maju untuk melanjutkan di Pasantren Darunnajah Jakarta,''kata Nariman.

Saat ini saja, lanjut Nariman ada delanpan siswa yang melanjutkan ke Pasantren Darunnajah Jakarta dengan fasilitas beasiswa dan satu orang lagi tengah kuliah di Universitas Al Azhar di Kairo, Mesir. ''Semua mendapatkan beasiswa dari Pasantren Darunnajah Jakarta, sementara satu orang di Universitas Al Azhar di Kairo beasiswa dari Pemerintah Mesir ,'' ujar Nariman yang juga merupakan anak dari Fatimah Hadi ini.

Bangunan pasantren berdiri di lahan seluas 5,5 Ha terdiri dari bangunan musalla, asrama putera dan puteri, ruang serba guna, rumah guru dan gedung MTS berjumlah tiga lokal dan jenjang pendidikan meliputi TK, MDA dan MTS. Sementara untuk menunjang biaya operasional sehari-hari pasantren diperoleh juga dari hasil kebun karet dan tanaman sayur-sayuran. ''Saat ini dalam perencanaan untuk membuat kolam seluar 1000 m2 yang cocok untuk budidaya perikanan,'' tutup Hadi.