Pekanbaru (ANTARA) - Kepala Kantor BKKBN Perwakilan Riau Mardalena Wati Yulia dan Gubernur Riau Syamsuar terus menggencarkan ajakan kepada seluruh Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), bupati dan wali kota, masyarakat serta perusahaan untuk menjadi Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS).
"Keberadaan BAAS penting sebagai upaya strategis mendorong percepatan penurunan prevalensi stunting di Riau yang masih tinggi atau 22,3 persen itu. Jadi semua pihak harus bergotong royong meningkatkan asupan makanan bergizi bagi anak berpotensi dan beresiko stunting, agar 14 persen target penurunan stunting tahun 2024 ditetapkan pemerintah bisa tercapai," kata Gubernru Riau Syamsuar di Pekanbaru, Rabu.
Ajakan tersebut disampaikan pada acara Peringatan Harganas ke-29 tingkat Provinsi Riau dengan Tema "Ayo cegah stunting agar keluarga bebas stunting", dilaksanakan di Gedung Daerah Balai Serindit, Rabu (13/7/2022).
Syamsuar mengatakan, bagi yang mampu bisa memberikan bantuan atau menjadi donotur dalam bentuk bantuan materi dan pemberian makanan bergizi untuk anak beresiko dan berpotensi stunting sehingga berat badannya bisa ditingkatkan .
Ia mencontohkan saat menjadi Bapak Asuh Anak Stunting maka anak bisa dikontrol berat badannya dan untuk itu Pemrov Riau akan menyiapkan timbangan untuk mengukur semua berat anak yang berpotensi dan beresiko stunting itu.
"Peralatan timbangan untuk mengukur berat badan anak itu akan disiapkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Riau dan pemerintah kabupaten dan kota. Dengan bergotong royong kita pasti bisa menurunkan prevalensi stunting di daerah ini," katanya.
Pada kesempatan itu Syamsuar juga mengapresiasi dan berterimakasih kepada manajemen PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) melalui program Pencegahan Stunting sebanyak 125 paket bantuan pemberian makanan tambahan pada program Bapak Asuh Anak Stunting untuk 100 anak dan Ibu Hamil kekurangan Energi Kronis (KEK) di Kabupaten Siak, Kampar, Rokan Hilir dan Bengkalis sebesar Rp281,25 juta.
Selain itu PHR juga memberikan 70 paket bantuan peralatan Posyandu di Kabupaten Siak, Kampar, Rohul dan Bengkalis dengan nilai sebesar Rp122,11 juta lebih.
"Kita berharap akan ada lagi perusahaan di Riau yang peduli kepada upaya penurunan prevalensi stunting di Riau ini, strateginya perlu menjadi Bapak Asuh Anak Stunting," katanya.
Kepala BKKBN Perwakilan Provinsi Riau, Mardalena Wati Yulia mengatakan, keberlanjutan program Bapak Asuh Anak Stunting nanti akan didukung dengan BKKBN dengan menyediakan data anak-anak beresiko dan berpotensi stunting, dan ketika seluruh sektor terkait dan pemangku kepentingan berkolaborasi maka diyakini Riau optimistis dapat menurunkan prevalensi stunting dari 22,3 persen itu menjadi 14 persen tahun 2024.
Akan tetapi, katanya, melalui program Bapak Asuh Anak Stunting, maka bantuan diberikan diharapkan tetap kontiniu/berlanjut minimal hingga enam bulan ke depan. Misalnya tambahan makanan bergizi dari PHR diperkirakan Rp15 ribu/hari per anak maka untuk satu bulan akan ada Rp450 ribu/anak.
"Bantuan diberikan memang harus dalam bentuk makanan seperti beras misalnya, dan makanan bergizi lainnya untuk bisa meningkatkan berat badan anak sehingga stunting bisa diturunkan," katanya.
Berita Lainnya
Mensos-Menko Pemberdayaan Masyarakat percepat nol kemiskinan ekstrem di Indonesia
18 December 2024 17:19 WIB
Kemenag berhasil raih anugerah keterbukaan informasi publik
18 December 2024 17:00 WIB
Dokter menekankan pentingnya untuk mewaspadai sakit kepala hebat
18 December 2024 16:37 WIB
Indonesia Masters 2025 jadi panggung turnamen terakhir The Daddies
18 December 2024 16:28 WIB
Menko Pangan: Eselon I Kemenko Pangan harus fokus pada percepatan swasembada pangan
18 December 2024 16:13 WIB
ASEAN, GCC berupaya perkuat hubungan kerja sama kedua kawasan
18 December 2024 15:57 WIB
Pramono Anung terbuka bagi parpol KIM Plus gabung tim transisi pemerintahan
18 December 2024 15:51 WIB
Pertamina berencana akan olah minyak goreng bekas jadi bahan bakar pesawat
18 December 2024 15:12 WIB