Pekanbaru, 16/7 (ANTARA) - Maskapai Batavia Air terpaksa menurunkan dua penumpang dari pesawat karena dinilai dapat mengganggu penerbangan tujuan Jakarta dari Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, Riau, Jumat.
Ironisnya, dua penumpang tersebut adalah konsumen Batavia yang mengalami insiden mendarat darurat pada Kamis (15/7) malam.
"Seharusnya dua penumpang itu berangkat ke Jakarta dengan pesawat pengganti. Tapi karena dinilai mengganggu penerbangan, maka terpaksa kami turunkan," kata Distric Manager Batavia Air Zulkifli kepada ANTARA.
Dua penumpang yang diturunkan bernama Anggranita dan Ahmadi. Berdasarkan versi maskapai, Anggranita dinilai membuat masalah dengan seorang pramugari di dalam kabin pesawat. Ibu berumur 40 tahun tersebut, lanjut Zulkifli, mengomel sambil menarik-narik baju pramugari.
Menurut dia, kejadian tersebut membuat pilot pesawat tak bersedia menerbangkan pesawat sebelum penumpang tersebut diturunkan karena khawatir bakal mengganggu penerbangan.
Ketika ditemui ANTARA, dua penumpang tersebut membantah membuat keributan. Menurut Anggranita, dirinya hanya menyampaikan pesan kepada pramugari agar bertugas dengan baik. Ia juga membantah telah menarik baju sang pramugari.
"Saya trauma, bukan mengajak berantem. Tidak ada saya menarik-narik baju pramugari, ceritanya dilebih-lebihkan," katanya.
Hal serupa juga dikatakan Ahmadi bahwa pihak maskapai seharusnya mempertimbangkan kondisi psikis korban yang masih trauma akibat insiden mendarat darurat. Sebabnya, katanya, para pramugari tidak ada yang berusaha menenangkan para penumpang saat insiden terjadi.
"Mereka hanya duduk-duduk saja dan tidak mencoba menenangkan penumpang, padahal kami semua panik," katanya.
Sebelumnya, pesawat Batavia Air dengan nomor penerbangan BTV 562 rute Pekanbaru-Jakarta dengan membawa 186 orang penumpang terpaksa melakukan pendaratan darurat di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Kamis (15/7) malam, pukul 20.30 WIB.
Peristiwa itu terjadi menyusul meledaknya mesin jet yang terdapat pada bagian sayap kiri pesawat sebanyak dua kali sesaat setelah pesawat dengan jenis Airbus A320 itu lepas landas sekitar pukul 18.55 WIB.
Kondisi itu menyebabkan pilot pesawat Captain Muhammad Arfan melakukan tindakan berputar-putar di udara Kota Pekanbaru selama 1,5 jam untuk menghabiskan bahan bakar avtur dengan alasan meminimalisir resiko kecelakaan saat pendaratan darurat.
Sebagai kompensasi, maskapai menyediakan pesawat pengganti pada Jumat pagi, jenis Boeing 737-400 dengan nomor penerbangan BTV 5641 yang lepas landas dari Pekanbaru sekitar pukul 10.00 WIB.