Al Amin
Selatpanjang, (Antarariau.com) - Seorang peternak di Desa Batinsuir Kecamatan Tebingtinggi Timur, Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau, Mislan, berhasil mengolah limbah padat sagu menjadi pakan sapi pengganti pakan hijau seperti rumput dan daun.
Hasil olahan itu dipercaya cukup bergizi dan juga digemari oleh sapi.
"Buktinya sapi yang saya peroleh dari program pemerintah ini lebih sehat dan besar dibanding sapi-sapi lain dari program yang sama," kata Mislan, di Desa Batinsuir, Kamis.
Menurutnya nilai plus lain dari pakan limbah padat sagu atau dikenal dengan istilah repu oleh masyarakat setempat adalah mudah didapat dibandingkan pakan rumput.
"Kalau repu di sini berlimpah, tinggal ambil saja di kilang-kilang sagu sekitar sini, gratis," ujarnya.
Dia membagikan tips mengolah limbah sagu berbentuk ampas tersebut, yakni terlebih dulu dikeringkan.
Kalau mau masih basah sapi tidak mau makan karena baunya masam," jelas Mislan.
Setelah dijemur sekitar empat hingga lima hari, kemudian ampas itu dicampur dengan larutan gula merah (kelapa) dan garam halus secukupnya lalu diaduk rata.
"Dikasih langsung ke kandangnya," cerita peternak desa itu.
Setiap hari Mislan memberi makan sapinya sebanyak tiga kali dengan satu kilogram repu untuk satu ekor sapi.
"Cuma tetap saya selingi dengan rumput, tapi bukan sebagai makan pokok," terang Mislan.
Ide untuk mengolah limbah sagu menjadi pakan sapi didapatnya dari pelatihan yang diikutinya beberapa waktu lalu oleh penyuluh peternakan ditambaha beberapa eksprimen sendiri.
"Alhamdulilah berhasil bahkan sapi saya cukup lahap makannya," tutur Mislan lagi.
Meski tidak memahami efek secara ilmiah dari penggunaan repu sebagai pakan, Mislan hanya melihat sapinya tidak mengalami masalah dan malah lebih cepat besar.
"Tidak ada tanda sakit perut, itu bisa terlihat dari kotorannya yang padat dan tidak cair.
Di Desa Batinsuir, Mislan dipercaya oleh masyarakat untuk mengetuai kelompok ternak yang mendapat bantuan dari Pemerintah Provinsi Riau sebanyak 33 ekor sapi. *