10 Desa di Rohul Balitanya Stunting atau Berbadan Pendek, Ini Instruksi Dinkes Riau

id 10, desa di, rohul balitanya, stunting atau, berbadan pendek, ini instruksi, dinkes riau

 10 Desa di Rohul Balitanya Stunting atau Berbadan Pendek, Ini Instruksi Dinkes Riau

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Dra Hj Mimi Yuliani Nazir Apt MM menunjuk para kepala bidang di dinas terkait yang ditugaskan untuk mengawasi 10 desa yang memiliki balita stunting.

"Para kepala bidang tersebut sebagai penanggungjawab masing-masing desa itu, bagaimana desa itu sudah melaksanakan intervensi spesifik yang diberikan, aktivitas Posyandu, dan pemberdayaan ibu hamil," kata Mimi Yuliani Nazir di Pekanbaru, Senin.

Penugasan tersebut disampaikannya terkait hingga Periode Maret 2018, Dinas Kesehatan Provinsi Riau, menemukan sebanyak 810 balita asal 10 desa di Kabupaten Rokan Hulu, mengalami pertumbuhan "stunting" namun untuk menangani tentunya harus lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD).

Menurut Mimi, ketika kasus terjadi dan diberikan ke Dinas Kesehatan itu sudah di hilirnya, sebelum terjadi seharusnya menjadi tanggung jawab bersama OPD seperti Dinas PUPR untuk membuat sanitasi, dan jamban, dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa terkait Posyandu dan Polindes serta lainnya.

Penanganan balita "stunting", katanya menekankan, seharusnya sudah menjadi kerja bersama OPD agar bisa diselesaikan secara terintegrasi, dan OPD lainnya yang perlu terlibat adalah Dinas Sosial terkait program keluarga harapannya, Dinas Ketahanan Pangan terkait pasokan pangan yang memadai bagi penduduk.

"Sebelum kasus 'stunting' terjadi, sebaiknya memang kita harus bersama-sama memperbaiki lingkungan itu, termasuk bagaimana mengawasi makanan, dan tentunya Balai BPOM juga ikut sehingga persoalan di hulunya bisa terselesaikan sejak awal untuk mencegah stunting itu di kemudian hari," katanya.

Untuk Tim terpadu dalam percepatan menangani kasus stunting itu, diharapkan tentunya bisa dilakukan oleh Bappeda Riau untuk intervensi karena sudah lintas OPD.

Sebanyak 810 balita stunting di Kabupaten Rokan Hulu yang datanya diperoleh secara "by name, by addres" itu berasal di enam Puskesmas, dengan 10 desa yakni yakni di Puskesmas Rambah dengan dua desa yakni Desa Menaming, dan Desa Sukamaju.

Berikutnya Puskesmas Rambah Samo, dengan desa Rambah Samo, Marga Mulia dan Rawa Makmur, selain itu di Puskesemas Bangun Purba dengan Desa Bangun Purba Barat.

Selanjut Puskesmas Kepenuhan di Desa Kepenuhan Hilir, dan Desa Ulak Patian, serta Puskesmas Tambusai, dengan Desa Tambusai Timur, Puskesmas Kepenuhan Hulu dengan Desa Kepayang.

"Selain Pemda, sejumlah perusahaan di daerah ini juga diharapkan memberikan perhatian pada karyawati mereka yang sedang menyusui dengan menyediakan pojok ASI dan bagi karyawati yang sedang hamil dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kehamilannya secara rutin, seperti yang dilakukan PT Indofood Riau," katanya.

Ia menambahkan untuk mengantisipasi generasi stunting, Dinas Kesehatan kini menggencarkan pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri dan ibu hamil serta mengadvokasi ibu yang memiliki balita untuk tetap memberikan ASI ekslusif selama dua tahun, mengonsumsi air minum sehat untuk keluarganya, dan pemberian makanan tambahan bagi anak balitanya.