Pekanbaru, 11/6 (ANTARA) - Sejumlah media elektronik asing yang berasal dari negeri Malaysia dan Singapura telah "menguasai" siaran televisi dan radio yang sehari-hari dikonsumsi ratusan ribu warga Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau.
Informasi yang dihimpun ANTARA Biro Riau, Jumat, menyebutkan, dari tujuh siaran stasiun televisi yang bisa ditangkap dengan baik oleh televisi warga menggunakan antena UHF hanya satu stasiun televisi nasional yang bisa ditonton yakni TVRI.
Sedangkan selebihnya merupakan siaran televisi dari negeri jiran yakni empat dari Malaysia dan dua dari Singapura dengan menghadirkan berbagai program hiburan menarik dan berita-berita menggunakan bahasa pengantar bahasa Melayu Mandarin, Inggris dan bahasa asing lainnya.
Untuk siaran radio sendiri hanya tiga siaran radio swasta lokal yang bisa dinikmati oleh masyarakat Kepulauan Meranti, sedangkan selebihnya mereka dijejali dengan siaran hiburan dan berita dari kedua negeri itu.
Oleh karena itu, masyarakat di kepulauan yang berbatasan langsung dengan Selat Malaka itu lebih mengenal para pejabat negara dari Malaysia dan Singapura dibanding para pejabat yang berasal dari negeri sendiri.
"Kalau untuk pejabat negara dari Indonesia yang kami tahu cuma presiden dan wakilnya karena kami jarang menonton TVRI begitu juga membaca koran, karena koran pun sulit dicari," ujar Isbandiyah (29), ibu rumah tangga yang tinggal di ibu kota Kepulauan Meranti, Selat Panjang.
Meski demikian, katanya, jika ingin menikmati siaran televisi swasta nasional dan radio siaran, maka harus menggunakan parabola.
"Mereka yang berduit mungkin bisa membeli parabola, tapi bagi kami cukuplah menggunakan antena biasa saja," ujarnya.
Kabag Humas Kabupaten Kepulauan Meranti Joko Sulianto Selamat menyatakan, terbatasanya akses masyarakat di daerah itu dalam memperoleh informasi baik dari media cetak ataupun elektronik telah lama dialami.
Pemerintah setempat hingga kini belum bisa memberikan kemudahan, mengingat daerah itu baru saja dimekarkan dari kabupaten induk yakni Kabupaten Bengkalis tahun 2009, ujarnya.