Pekanbaru (Antarariau.com) - Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Pekanbaru menyerahkan beras yang diduga sintetis atau dikenal beras plastik ke Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) setempat.
"Hari ini sudah kami bawa beras tersebut ke pihak BPOM Pekanbaru untuk dilakukan uji lab (laboratorium)," kata Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Kota Pekanbaru, Masirba Sulaiman di Pekanbaru, Riau, Senin.
Ia mengatakan, pihaknya telah membuatkan surat permohonan kepada BPOM untuk segera menguji kandungan dalam beras itu.
Beras yang dikenal masyarakat secara luas dengan sebutan beras plastik tersebut harus diteliti kebenarannya apakah sintetis atau tidak.
"Hari ini, baru bisa kita periksakan beras ini ke lab (BPOM). Karena beras tersebut baru kita temukan Jumat (16/6), di kawasan Panam," kata dia.
Pihaknya mencurigai terdapat dua jenis beras yang dijual dari toko kelontong beralamat di Jalan Suka Karya, Kecamatan Tampan, Pekanbaru, yakni bermerek Belida dan Topi Koki.
Kondisi fisik beras itu, jika dilihat sekilas berbeda dari warna beras biasa karena lebih putih dan mengkilat.
Beberapa butiran beras terlihat mengambang jika beras yang diduga sintetis tersebut direndam ke dalam air.
"Untuk menjawab ini, kami perlu hasil uji lab," tegas Masirba.
Seorang ahli gizi mengatakan, mengkonsumsi beras plastik memiliki efek berbahaya bagi kesehatan. Salah satunya dapat menimbulkan berbagai macam jenis kanker dalam tubuh.
Ahli itu berucap, mengkonsumsi beras yang ada kandungan plastik dapat menimbulkan dampak jangka pendek dan dampak jangka panjang pada kesehatan seseorang.
"Dampak akut atau dampak yang segera terasa jika kita makan cuma satu piring adalah mual, pusing sampai diare," kata dr Samuel Oetoro, MS., Sp.GK.
Sementara dampak kronis dalam jangka panjang yang ditimbulkan jika mengkonsumsi beras plastik adalah timbulnya kanker.
"Kalau kita mengkonsumsi setiap hari, plastik 'kan bahan kimia. Artinya, tubuh akan sulit mencerna dan metabolisme akan jadi berat," ujarnya.
"Metabolisme kita 'kan terjadi di hati, nah kalau kita makan itu setiap hari nanti hati bisa rusak. Gagal hati, kalau sudah gagal hati maka bahaya sekali," kata Samuel.
Berita Lainnya
BPOM Pekanbaru akan gencarkan pengawasan makanan jelang Ramadhan lindungi konsumen
28 March 2022 15:12 WIB
Kemenkes dan BPOM akan cek kondisi terkini vaksin COVID-19 di Sulbar
22 January 2021 16:27 WIB
Erick Thohir: Vaksin COVID-19 akan didaftarkan ke BPOM usai jalani uji klinis
11 August 2020 14:11 WIB
BPOM akan percepat layanan pengurusan izin edar air minum dalam kemasan
18 July 2020 10:52 WIB
Februari 2020 akan diterbitkan 30 sertifikasi UMKM
21 February 2020 17:23 WIB
Bulan Puasa, BPOM Pekanbaru Akan Rutin Razia Makanan
20 July 2012 17:25 WIB
Beras Diduga Sintetis Ditemukan Di Pekanbaru, Ini Penjelasan Disperindag
19 June 2017 22:05 WIB
Izin Tak Lengkap Menara Telekomunikasi Disegel Aparat
03 April 2017 15:30 WIB