Pekanbaru (Antarariau.com) - Kebakaran yang menghanguskan dua hektare lahan di Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT), Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau berhasil diatasi.
"Alhamdulillah hari ini kebakaran berhasil dipadamkan," kata Sekretaris Manggala Agni Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Ihsan Abdillah kepada Antara di Pekanbaru, Selasa.
Ihsan menuturkan lahan yang terbakar merupakan jenis tanah mineral, sehingga upaya pemadaman terbilang lebih mudah dibanding kebakaran yang terjadi di tanah berkontur gambut.
Lebih jauh, Ihsan mengatakan bahwa lahan TNBT yang terbakar sejak Minggu (9/4) kemarin merupakan perbatasan antara areal konservasi. Perambahan diduga kuat menjadi penyebab kebakaran tersebut.
"Bisa dilihat dari pohon-pohon yang tumbang dan terbakar. Itu jelas aksi perambahan," ujarnya.
Humas BBKSDA Riau, Dian Indriati menjelaskan kebakaran tersebut berlokasi di sekitar Kecamatan Batang Gansal, Kabupaten Indragiri Hulu, tepatnya pada koordinat 0.84908-102.55792.
Upaya pemadaman melalui jalur darat dilakukan oleh satuan tugas pengendalian kebakaran hutan Balai Taman Nasional Bukit Tiga Puluh bersama TNI dan Polisi setempat.
Akses yang cukup sulit dijangkau menjadi salah satu kendala yang dihadapi tim saat melakukan pemadaman, demikian Dian.
Dian menuturkan terdeteksinya kebakaran di lokasi tersebut berawal dari laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru yang memantau titik api di Kabupaten Indragiri Hulu.
"Setelah dilacak ternyata titik api berada di areal taman nasional," terangnya.
Dalam dua hari terakhir, BMKG Pekanbaru mendeteksi sebanyak empat titik api di Riau. Titik api menyebar di Kabupaten Indragiri Hulu tiga titik dan Pelalawan satu titik. Cuaca panas dalam beberapa hari terakhir terjadi di Riau.
Meski begitu, Kepala BMKG Pekanbaru Sugarin mengatakan secara umum hujan dengan intensitas ringan hingga sedang masih berpotensi terjadi di sebagian besar wilayah Riau.
Namun, dirinya mewaspadai transisi musim hujan menjadi musim kemarau diprediksi akan terjadi pmemasuki Mei mendatang. Kemarau tersebut diprediksi akan berlangsung hingga September 2017 sehingga kondisi itu perlu diwaspadai.
"Kemudian yang perlu diwaspadai pada Mei-September mendatang, pola angin akan berubah dari selatan ke utara. Artinya kalau terjadi kebakaran, asap akan lari ke negeri tetangga," tuturnya.
Sebelumnya Gubernur Riau menetapkan status siaga darurat bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan 2017. Status siaga itu efektif berlaku selama 96 hari, atau mulai Januari ini hingga 30 April 2017 mendatang.
BPBD mencatat, sepanjang triwulan pertama 2017 ini, lebih 300 hektare lahan di Riau hangus terbakar. Satgas terus berusaha mencegah Karhutla dengan meningkatkan patroli terpadu serta membangun sekat-sekat kanal.
Berita Lainnya
Satu tewas, tujuh hilang dalam kecelakaan setelah dua heli militer Jepang
22 April 2024 10:24 WIB
Jose Rojo dipecat setelah melatih Villareal dua bulan
11 November 2023 9:08 WIB
Dua emank-emak di Pekanbaru jadi tersangka setelah saling baku hantam
22 August 2023 13:11 WIB
3 hektare karhutla di Rohil teratasi setelah dua hari pemadaman
01 May 2023 12:07 WIB
PBB nyatakan siap beri dukungan tambahan setelah dua gempa terbaru di Turki
21 February 2023 13:28 WIB
Harga minyak naik di awal sesi Asia setelah turun tajam dua sesi sebelumnya
05 January 2023 10:24 WIB
Dua penambang Korsel berhasil selamat setelah terperangkap 9 hari di tambang
05 November 2022 10:51 WIB
Berjalan selama dua menit setelah makan bisa bantu perbaiki kadar gula darah
19 August 2022 11:09 WIB