Denpasar (Antarariau.com) - Bagi Gubernur Bali I Made Mangku Pastika, pakaian yang digunakan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud yang berwisata ke Bali pada 4-12 Maret 2017 itu menunjukkan kekhasan suatu tokoh negara yang patut diteladani.
"Karena itu, saat mengantar kepulangan Raja Salman (12/3) di Bandara Ngurah Rai, saya mengenakan pakaian raja juga (maksudnya, pakaian adat/tradisional Bali)," ucapnya.
Dalam pertemuan dengan awak media di ruang pertemuan Biro Humas dan Protokoler Pemprov Bali, mantan Kapolda Bali itu mengaku kalangan tertentu memprotes pakaian adat Bali yang dikenakan saat mengantar sang raja itu.
"Saat itu, semua pejabat memang mengenakan drescode, pakai jas, tapi saya justru mengenakan pakaian Raja Bali, karena saya juga ingin menghormati tradisi Raja Bali dengan menunjukkan kepada Raja Salman," tutur gubernur dua periode itu.
Meski diprotes kalangan tertentu, dirinya tetap merasa percaya diri. "Pariwisata itu intinya membuat orang nyaman berada di daerah kita, karena Bali itu juga dikenal dengan budaya-nya, maka saya menghormati budaya sini dengan mengenakan pakaian itu," tukasnya.
Ketika menjamu para awak media untuk makan bersama itu, Gubernur Mangku Pastika yang juga putra kelahiran Buleleng, Bali itu menyatakan kedatangan Raja Salman ke Bali memberi manfaat yang cukup besar untuk dunia pariwisata di Pulau Dewata.
"Dampaknya cukup besar untuk pariwisata kita, karena secara finansial bisa saja dihitung setiap orang mengeluarkan dana Rp10 juta per hari, lalu dikalikan 1.500 orang dan dikalikan sembilan hari, tentu triliunan. Belum lagi sewa mobilnya dan keperluan lainnya," kilahnya.
Lulusan terbaik di Akabri Kepolisian (1974) itu menegaskan bahwa dirinya tidak memanfaatkan kedatangan Raja Salman untuk kepentingan investasi ekonomi di provinsi yang dipimpinnya.
"Saya tidak ingin mengganggu Raja Salman dengan kepentingan lain, karena beliau datang memang untuk berlibur, maka kewajiban kita hanya membuat dia nyaman dan suka dengan Bali. Kalau raja merasa nyaman saja sudah lebih dari cukup," ungkapnya.
Bahkan, ia akan melakukan kajian untuk mendorong kunjungan masyarakat Timur Tengah untuk berwisata ke Bali. "Kunjungan wisata Raja Salman itu menjadi momentum bagi kita untuk menarik wisatawan Timur Tengah ke Bali. Kalau Raja Salman saja senang, apalagi rakyatnya," urainya.
Oleh karena itu, Gubernur Mangku Pastika berencana melakukan evaluasi sejumlah objek wisata pasca-wisata Raja Salman itu. "Kita perlu benahi infrastruktur ke lokasi wisata, kita perlu evaluasi hotel dengan belajar pada hotel yang ditempati Raja Salman, dan objek wisata yang ada juga dibenahi, misalnya pantainya harus bersih dan hijau," tukasnya.
Tidak hanya itu, tokoh peraih penghargaan "Officer of the Order of Australia" atau AO (2003) itu mengharapkan generasi muda Bali menata dirinya dengan kepandaian dalam berbahasa asing dan berkomunikasi yang baik untuk "menjual" pariwisata Bali kedepan secara lebih menjanjikan lagi.
Berita Lainnya
Gubernur Kepri bahas rencana pemekaran Natuna-Anambas jadi provinsi di Bali
10 May 2022 16:28 WIB
Gubernur Bali usulkan 10 program infrastruktur prioritas untuk 2023, apa saja?
06 April 2022 23:01 WIB
Gubernur Bali terima penghargaan PPKM Mikro terbaik dari Kapolri, ini alasannya
30 July 2021 20:44 WIB
Gubernur Riau: contoh kebiasaan bersih-bersih pedagang di Bali
05 April 2019 13:18 WIB
Gubernur Bali Optimis Sidang Umum Interpol Dapat Meningkatkan Sektor Pariwisata
06 November 2016 11:25 WIB
Hindari Kesan Monoton, Gubernur Bali Harapkan PKB Hadirkan Kreatifitas Baru
10 June 2016 9:16 WIB
Ragam pakaian tradisional Nusantara semarakkan HUT RI di PTPN V
17 August 2023 21:05 WIB
UMKM berperan penting bagi pembangunan ekonomi suatu daerah
16 November 2022 20:58 WIB