Legislator Riau: Jangan Sampai Pergantian Kadis Ganggu Pembangunan

id legislator riau, jangan sampai, pergantian kadis, ganggu pembangunan

Legislator Riau: Jangan Sampai Pergantian Kadis Ganggu Pembangunan

Pekanbaru (Antarariau.com) - Anggota Komisi D DPRD Provinsi Riau, yang membidangi infrastruktur, tidak ingin pergantian Kepala Dinas Perumahan, Pemukiman dan Pertanahan setempat mengganggu sejumlah proyek yang sedang berlangsung.

"Seringkali ganti pemimpin ganti program sehingga banyak pembangunan yang terbengkalai. Tentu kita tidak harapkan itu, jadi siapun Kadisnya seharusnya tidak berimbas terhadap kelanjutan pembangunan infrastruktur," kata Anggota Komisi D DPRD Provinsi Riau Mansyur HS di Pekanbaru, Senin.

Saat disinggung, salah-satu penyebab lengsernya Kadis Perumahan, Pemukiman dan Pertanahan, Dwi Agus Sumarno bermula dari kekecewaan DPRD Riau saat melakukan tinjauan ke sejumlah proyek termasuk Ruang Terbuka Hijau Taman Tunjuk Ajar Integritas bebepapa waktu lalu. Mansyur mengaku tidak ingin mengkaitkan.

"Yang tahu persis (pencopotan) itu kan Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman. Kami hanya menjalankan fungsi pengawasan dan menyampaikan kondisi riil RTH," sebut Politisi PKS ini.

Kendati demikian, Ia menekankan pergantian pimpinan tidak mengganggu program yang sudah berjalan."Pembangunan harus berkesimbungan. Estafet kepemimpinan saja, jangan sampai menggagalkan program terdahulu,"urainya.

Sebagai informasi, Dwi Agus Sumarno lengser jabatan 2F a menjadi staf ahli bidang infrastruktur setelah beberapa proyek yang dikomandoinya menelan anggaran besar namun tidak relevan dengan hasil di lapangan.

Kekecewaan meluap dari kalangan Anggota Komisi D DPRD Riau saat melakukan sidak ke sejumlah proyek milik Dinas Perumahan, Kawasan Pemukiman dan Pertanahan Provinsi Riau yakni RTH Taman Tunjuk Ajar Integritas, Masjid Raya serta drainase yang berlokasi di Jalan Arengka,Kota Pekanbaru, beberapa waktu lalu.

DPRD Riau menyebutkan pembangunan itu asal jadi, di RTH Tunjuk Ajar Integritas yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani saja, tampak sejumlah tanaman sudah mati dan layu, tidak tertata, tercabut dan rumput yang ditanam sebahagian ditanami rumput liar, padahal alokasi dana yang dikucurkan cukup besar mencapai Rp9 miliar.

Oleh: Diana Syafni