Pekanbaru (ANTARA) - Anggota DPRD Riau yang merupakan Ketua Federasi Akuatik Indonesia (FAI) Riau Androy Ade Rianda meminta Gubernur Riau Abdul Wahid untuk mencari alternatif lain untuk membayar bonus bagi atlet yang berlaga pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024.
Pemotongan bonus atlet yang disampaikan Gubri di tengah defisit keuangan dinilai Androy bukanlah solusi yang bijak bagi para atlet yang telah berkontribusi besar mengharumkan nama Riau di kancah nasional. Dispora dan Gubernur Riau masih memiliki pilihan lain selain memangkas bonus tersebut seperti melalui Corporate Social Responsibility (CSR) ataupun dari kontribusi pihak swasta dan BUMD.
"Kita berharap Dispora maupun Gubernur Riau terkait bonus ini ada solusi. Mungkin lewat BUMD kita, ada Bank Riau, Riau Petroleum, untuk kiranya memberikan kontribusi yang sama kepada atlet-atlet kita baik dari CSR ataupun yang lain," kata Androy, Rabu.
Ia mengaku khawatir atlet-atlet berprestasi Riau ini pindah ke provinsi lain karena sikap Pemerintah Daerah yang tidak komitmen dan kurang perhatian.
"Jangan sampai atlet kita ini diambil oleh provinsi lain. Selama ini kan kejadiannya seperti itu, karena tidak diperhatikan Pemerintah Provinsi Riau, akhirnya mereka pindah. Kan sayang, Riau yang sudah membina dan melatih tapi saat berprestasi yang menikmati provinsi lain," jelasnya.
Karena itu, politisi Gerindra berharap kepada Dispora dan Gubernur Riau, agar bonus tersebut tetap dibayarkan secara full tanpa dipotong.
"Bisa saja Pemprov Riau membayarkan bonus itu sesuai dengan kemampuan APBD dengan sekian persen, tapi sisanya dicarikan mungkin dari CSR atau kontribusi dari Bank Riau, atau kontribusi dari perusahaan mana pun," ungkapnya.
Ia mengatakan banyak perusahaan-perusahaan yang mau berkontribusi untuk atlet-atlet berprestasi di Riau.
"Kita mungkin pernah merasakan, bahwa kita semangat dengan dapat bonus, tapi tiba-tiba setelah menjadi juara bonus itu tidak full. Kita berharap Pak Gubernur dan Dispora punya solusi yang lain selain dipotong," ucap dia.