Selang Satu Hari, Titik Panas Sumatera Meningkat Menjadi 173 Titik

id selang satu, hari titik, panas sumatera, meningkat menjadi, 173 titik

Selang Satu Hari, Titik Panas Sumatera Meningkat Menjadi 173 Titik

Pekanbaru (Antarariau.com) - Satelit mendeteksi 173 titik panas dengan tingkat kepercayaan atas potensi atau kemungkinan terjadinya kebakaran lahan dan hutan di atas 50 persen berada di daratan Sumatera.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di Pekanbaru, Senin, mengungkapkan titik panas tersebut tersebar di sembilan dari total 10 provinsi pulau itu dengan mengalami kondisi peningkatan 12 titik dibanding hari sebelumnya 161 titik panas.

"Pada Ahad (7/8), titik panas tepantau 161 titik. Tapi pukul 7.00 Wib pagi ini, sudah jadi 173 titik dengan wilayah sebarannya masih sama yakni sembilan provinsi," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Pekanbaru Slamet Riyadi.

Sensor modis terpasang pada citra satelit baik Terra maupun Aqua, lanjutnya, wilayah yang menjadi konsentrasi titik panas di Sumatera tersebut masih berada di Sumatera Selatan dengan jumlah 51 titik.

Disusul dengan wilayah Bangka Belitung terpantau memberi sumbangan 40 titik panas, lalu diikuti wilayah Sumatera Utara terdeteksi oleh satelit dengan sumbangan 30 titik dan tercatat di Riau menyumbang 22 titik panas.

Wilayah Lampung masih tetap seperti kemarin sore memberi sumbangan 13 titik panas, kemudian wilayah Sumatera Barat pagi ini tercatat menyumbang 10 titik dan diikuti dengan wilayah Bengkulu terdeteksi empat titik.

"Untuk Jambi dan Kepulauan Riau, masih sama seperti kemarin sore. Satelit mendeteksi masing-masing wilayah tersebut terdapat dua titik serta satu titik panas," ucapnya.

Slamet berujar ke-22 titik panas di Riau terpantau satelit berada di delapan kabupaten khususnya wilayah pesisir seperti Rokan Hilir tujuh titik, Pelalawan empat titik, Kampar tiga titik, Bengkalis, Rokan Hulu dan Kuantan Singingi masing-masing dua titik, Indragiri Hulu dan Indragiri Hilir berbagai sama satu titik.

"Dengan tingkat kepercayaan di atas 70 persen menandakan titik api atau potensi karlahut terjadi di tujuh titik yakni Pelalawan tiga titik, Kampar dua titik dan Rokan Hulu serta Rokan Hilir masing-masing satu titik," jelas Slamet.

Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan pekan lalu dilaporkan, fokus memantau kawasan rawan kebakaran hutan dan lahan di lima kecamatan di Ogan Komering Ilir karena lokasi ini terbakar setiap tahun.

Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan Sigit Wibowo mengatakan, lima kecamatan tersebut adalah Pedamaran Timur, Cengal, Sungai Menang, Tulung Selapan, dan Air Sugihan.

"Berkat tingginya kewaspadaan di lokasi ini maka selama Juni hingga Juli diketahui bahwa jumlah titik panas (hotspot) menjadi jauh berkurang jika dibandingkan tahun lalu," kata dia.

Menurutnya, tim sangat fokus mencegah munculnya titik api di tiga titik rawan yakni di kawasan Pantai Timur, Ogan Komering Ilir (OKI), perbatasan Banyuasin dan OKI, dan sebelah Utara dari Kabupaten Musi Banyuasin dengan luas areal sekitar 1,4 juta hektare.

Kawasan ini diperkirakan kelompok gambut dalam yang apabila terbakar maka sangat sulit untuk dipadamkan karena api menjalar dibawah tanah.

"Ini semua berdasarkan analisa mendalam bahwa sejak 2007, selalu saja tiga lokasi ini sebagai daerah pemproduksi asal (kebakaran, red). Sehingga pada tahun ini sangat diharamkan sekali kebakaran terjadi di tiga lokasi ini," kata dia.