Pekanbaru, (Antarariau.com) - Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Kota Pekanbaru mewajibkan sopir angkutan Lebaran 2016 mengikuti tes urine paling lambat pada H-7.
"Seluruh sopir bus angkutan di Kota Pekanbaru wajib menjalani tes urine untuk pastikan mereka tidak mengonsumsi narkoba," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Terminal Bandaraya Payung Sekaki (BPRS) Dishubkominfo Kota Pekanbaru, Bambang Hermanto di Pekanbaru, Selasa.
Dia mengatakan kegiatan rutin tersebut dilakukan setiap tahun yang merupakan upaya Pemerintah Kota Pekanbaru memberi rasa aman dan nyaman kepada para pemudik Lebaran saat menggunakan tranportasi darat.
Sopir tersebut terdiri dari berbagai jenis angkutan seperti antarkota antarprovinsi (AKAP), antarkota dalam provinsi (AKDP), antarjemput antarprovinsi (AJAP), dan antarjemput dalam provinsi (AJDP) terutama saat memasuki Terminal BPRS Pekanbaru.
Selain itu, lanjutnya, terminal setempat juga akan mendirikan posko angkutan Lebaran dengan berfungsi diantaranya mendata baik arus mudik dan arus balik pada H-7 dan H-7 Idul Fitri.
"Kami nanti akan berkoordinasi, sekaligus menyurati Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Pekanbaru untuk menggelar tes urin itu. Tapi sebelum H-7, para sopir dikumpulkan dan didata satu persatu, agar mentaati aturan mengikuti tes urine tersebut," katanya.
Pihaknya berharap seluruh supir terutama angkutan jenis bus, agar membawa armada masuk ke terminal BRPS Pekanbaru karena selama ini para sopir masih sering menaikan dan menurunkan penumpang di terminal.
Data terakhir Terminal BPRS Pekanbaru menyebutkan, jumlah perusahaan otobus (PO) secara keseluruhan terdaftar di Dishubkominfo setempat saat ini berjumlah 42 perusahaan terdiri dari 38 PO bus AKAP masih aktif dan 14 bus AKDP.
"Kami minta baik agen dan sopir bus agar memfungsikan terminal. Jangan menaikan dan menurunkan penumpang di jalan. Makanya dalam sebulan ini kami turun mengingatkan para sopir bus di setiap pintu masuk ke Pekanbaru," terangnya.
Organisasi Angkutan Darat Kota Pekanbaru, Provinsi Riau mengaku telah berulang kali mengimbau supaya angkutan masuk terminal setempat terutama dalam menaikkan atau menurunkan penumpang.
"Kita tak bisa salahkan terutama perusahaan otobus semata, karena kami telah berulang kali sampaikan imbauan," papar Ketua Organda Kota Pekanbaru, Syaiful Alam
Menurutnya, belum lagi efektifnya waktu yang dipakai pada tranportasi darat, telah membuat penumpang mulai meninggalkan dan lebih memilih naik pesawat udara seperti penerbangan dari Pekanbaru ke Medan ditempuh dalam waktu satu jam, sedangkan dengan bus AKAP bisa lebih dari 16 jam.
"Kondisi itu membuat bus-bus AKAP, telah lama kehilangan penumpang. Kini bagi penumpang gunakan bus yakni bagi yang ingin menuju ke kabupaen/kota di provinsi tetangga atau lokasinya jauh bandara," ucapnya.