Pekanbaru, (Antarariau.com) - Direktorat Intelijen dan Keamanan Kepolisian Daerah Riau menyatakan dua warga Kota Dumai diamankan Satuan Tugas Operasi Tinombala karena berupaya untuk bergabung dengan Kelompok Santoso di Poso, Sulawesi Tengah.
"Kita dapat informasi dari Satgas Sinombala di sana, ada dua warga Dumai yang tertangkap yang indikasinya akan bergabung dengan kelompok Santoso," kata Direktur Intelijen dan Keamanan Polda Riau, Kombes Pol Djati Wiyoto kepada wartawan di Pekanbaru, Senin.
Ia menjelaskan kedua warga Kota Dumai yang diamankan aparat gabungan TNI dan Polri itu diketahui bernama Ovan Fadlan dan Dede Suwaryadi. Keduanya diamankan saat masih berada di Kota Poso, dan belum sempat bergabung dengan kelompok militan tersebut.
Menurut Djati, terungkapnya dua warga Dumai itu setelah Satgas Operasi Tinombala menangkap Ovan pada Minggu lalu (1/5). Kemudian, dari pengembangan petugas kemudian menangkap Dede.
"Jadi Ovan yang tertangkap terlebih dahulu baru kemudian si Dede," jelasnya.
Setelah mendapat informasi penangkapan tersebut, ia mengatakan pihaknya langsung melakukan penyelidikan. Hasilnya didapat bahwa sepekan sebelum penangkapan tersebut, istri dari Dede diketahui pernah melapor ke Polsek di Dumai bahwa suaminya menghilang.
Dari situ pengembangan terus dilakukan sehingga diketahui sebelum Dede menghilang ternyata yang bersangkutan intens berhubungan dengan Ovan.
Ia menduga bahwa Ovan merupakan orang yang merekrut Dede untuk bergabung dengan kelompok yang saat ini masih diburu oleh petugas gabungan TNI dan Polri tersebut.
"Jadi sebelumnya kita mendapatkan laporan Dede menghilang. Kita telusuri dan kita tanya kepada keluarganya tentang siapa saja teman Dede ini. Dari pihak keluarga menyebut bahwa Dede bergaul dengan Ovan. Sejak berteman dengan Ovan inilah sikap Dede berubah," jelasnya.
Saat ini kedua warga Dumai tersebut masih diperiksa intensif di Poso. Ia mengatakan petugas berupaya mendalami dan membongkar siapa saja yang telah direkrut oleh jaringan ini dari Riau.
Lebih jauh, Djati mengimbau kepada masyarakat agar berhati-hati karena jaringan Santoso terus berusaha merekrut orang-orang baru. Bahkan, Djati menyebut jika prekrutan itu melalui media sosial. "Ini perlu diwaspadai, kita harus bijak dan hati-hati dalam menggunakan media sosial dan internet. Karena jaringan ini menerapkan pola perekrutan seperti itu," tutupnya.
Berita Lainnya
Polisi tangkap pengedar 1 kg sabu asal Bengkalis dan NTB
16 December 2024 6:07 WIB
Korupsi Pj Wali Kota Pekanbaru bermodus bayar utang
14 December 2024 8:55 WIB
Sah, Sekda dan Pj Wali Kota Pekanbaru resmi jadi tersangka korupsi
04 December 2024 3:50 WIB
Pj Wali Kota Pekanbaru tiba di Gedung KPK, begini penampakannya
03 December 2024 18:48 WIB
KPK temukan uang Rp1 miliar saat OTT Pj Wali Kota Pekanbaru
03 December 2024 13:28 WIB
Polisi tangkap 4 orang terlibat bentrok di Pekanbaru
18 November 2024 17:42 WIB
Polda Riau tangkap 16 tersangka judi online serta take down ratusan situs
06 November 2024 15:02 WIB
Polres Inhu tangkap empat pengedar uang palsu
11 October 2024 17:00 WIB