Tembilahan, (Antarariau.com) - Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau menemukan sebanyak 21 kasus gizi buruk pada balita yang ada di daerah itu.
"Kasus gizi buruk ini ditemukan pada pendataan triwulan pertama hingga memasuki triwulan kedua tahun ini," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) Zainal Arifin di Tembilahan, Rabu.
Ia menyampaikan bahwa sejak 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir telah memprogramkan pendataan terhadap penderita gizi kurang dan gizi buruk yang ada di daerah Pesisir Riau Itu.
"Pada pendataan yang dilakukan pada triwulan pertama lalu, tim kesehatan Diskes Inhil mencatat sebanyak 21 anak menderita gizi kurang dan gizi buruk, salah satunya Rafi, bayi berumur empat bulan yang kini tengah menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Puri Husada," terangnya.
Ia memaparkan 21 kasus gizi kurang dan gizi buruk ini ditemukan di beberapa kecamatan yang ada di Inhil yang diantaranya ialah lima kasus terdapat di wilayah kerja UPT Puskesmas Gajah Mada, dua kasus di Guntung, dua kasus di Concong, empat kasus di Kempas, tiga kasus di Tembilahan Kota, satu kasus di Mandah, satu kasus di Pengalihan Enok, satu kasus di Pengalihan Keritang, satu kasus di Tembilahan Hulu dan satu kasus di Kecamatan Tanah Merah.
"Dalam hal ini, tentu Diskes tidak hanya sekedar melakukan pendataan saja, namun juga membawa bayi yang menderita kurang gizi dan gizi buruk ke Rumah Sakit atau Puskesmas untuk memulihkan kondisinya," jelasnya.
Setelah kondisi pulih dan berat badan bertambah, lanjutnya, perawatan akan diteruskan di rumah yang bersangkutan dan akan terus dipantau oleh tim kesehatan Diskes Inhil serta diberikan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) selama tiga bulan.
"Dengan ditemukannya kasus gizi buruk ini, Diskes tetap berkomitmen untuk terus mendata dan memberikan pengobatan hingga sembuh. Dan diharapkan dapat menurunkan jumlah kasus gizi kurang dan gizi buruk di Inhil," katanya.
(ADV)