BPCB Sumbar Penyuluhan di Kampar, Pemkab: Cagar Budaya Tanggungjawab Bersama

id bpcb sumbar, penyuluhan di, kampar, pemkab cagar, budaya tanggungjawab bersama

BPCB Sumbar Penyuluhan di Kampar,  Pemkab: Cagar Budaya Tanggungjawab Bersama

Bangkinang Kota, (Antarariau.com) - Dalam rangka melestarikan cagar budaya yang ada di tiap Kabupaten / kota dan Provinsi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan melalui Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Kampar menggelar acara penyuluhan cagar Budaya.

Ir.Mawardes Staf Ahli Bupati Bidang Hukum dan Politik mewakili Bupati Kampar H.Jefry Noer mengatakan dalam arahannya, melestarikan cagar budaya merupakan tanggung jawab kita bersama karena itu tema penyuluhan "Lestari Budaya" khususnya di Kabupaten Kampar, ini merupakan tanggungjawab bersama juga melestarikannya.

Pemerintah Daerah (Pemda) bersama masyarakat wajib bersama mengelolanya, karena dengan bersama semua hal lebih mudah dilakukan disamping timbul rasa kebersamaan membangun dan melestarikan negeri juga rasa memiliki, kata Mawardes.

Acara yang dilaksanakan di gedung guru Bangkinang Kota pada Selasa (19/4) di hadiri oleh peserta masyarakat Pencinta cagar Budaya, Tokoh masyarakat, Dinas Kebudayaaa P dan K, Dinas Pariwisata Kampar, dengan pembicara diantaranya Kepala Bidang Kebudayaan Dinas P dan K Provinsi Riau Dra.Darliana, KTU Balai Pelestarai Cagar Budaya Provinsi Sumatera Barat dan Kepulauan Riau Agus Tri Mulyono, Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Sumbar dan Kep.Riau Drs. Nurmatias

Ditambahkan Mawardes, apalagi menyangkut soal kebudayaan lokal harus dijaga dan dilestarikan oleh kita bersama karena ini aset dan milik semua masyarakat, dimana keberadaan benda cagar budaya merupakan peninggalan sejarah pendahulu kita.

"Hal ini penting karena sudah banyak peninggalan cagar budaya yang berpindah tangan, rusak bahkan disalah gunakan demi kepentingan pribadi apalagi oleh para kolektor budaya, ini disebabkan kurangnya pengawasan," ujarnya.

Disebabkan nilai seni yang tinggi menyebabkan harga jual barang seni dan budaya mahal karenanya diperebutkan untuk meraih keuntungan sesaat, kalau hal ini dibiarkan maka tentu merugikan kita bahkan peninggalan sejarah asal Kampar dapat berpindah menjadi peninggalan sejarah daerah lain,kata Mawardes.

(ADV)

Pewarta :
Editor: Netty Mindrayani
COPYRIGHT © ANTARA 2016