Pekanbaru, (Antarariau.com) - Badan Urusan Logistik Divisi Regional Riau dan Kepulauan Riau khawatir dalam waktu dekat Provinsi Riau akan mengalami gejolak harga beras menyusul Surat Perintah Alokasi pemerintah kabupaten/kota belum diserahkan ditambah lagi dampak dari banjir.
"Hingga pekan kedua Februari, pemerintah daerah di Riau belum serahkan SPA (Surat Perintah AlokasI) kepada kita. Saat hampir bersamaan, beberapa daerah di provinsi ini, sudah dilanda banjir akibat tinggi tingkat intensitas hujan," papar Kepala Bidang Pelayanan Bulog Divre Riau dan Kepri, Tommy Despalingga di Pekanbaru.
Dia merinci, sejumlah kabupaten/kota di provinsi tersebut yang belum serahkan SPA diantaranya seperti Pekanbaru, Indragiri Hilir, Bengkalis, Kuantan Singingi, Siak dan Kepulauan Meranti atau masih dalam proses klarifikasi data penerima beras warga miskin (raskin) dan administrasi lainnya.
Tommy sebutkan, tanpa adanya SPA dari masing-masing pemerintah daerah baik bupati atau wali kota, maka berakibat pada pihaknya yang tidak bisa menyalurkan raskin berdasarkan setiap periode atau bulan.
Sampai saat ini baru terdapat dua pemerintah daerah di Riau yang telah serahkan SPA raskin kepada Bulog Divre Riau dan Kepri masing-masing Kabupaten Rokan Hulu dan Kota Dumai selama tiga bulan penyaluran.
"Seperti kita ketahui bersama, saat ini masih musim hujan dan berdampak banjir disejumlah daerah. Akibatnya ladang atau sawah petani jadi gagal panen dan berdampak pada gejolak harga beras dipasaran," ucapnya.
"Yang kasihan, warga miskin atau Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTSPM) dari raskin di setiap kabupaten/kota pada masing-masing daerah di Riau," ujar dia.
Meski demikian, lanjut Tommy, pihaknya bakal segera melakukan operasi pasar terutama di titik-titik distribusi baik desa atau kelurahan di Riau untuk menstabilkan harga beras dipasaran.
"Itu sebagai tindakan antisipasi kita. Karena kita khawatir, kalau tidak dilaksanakan penyaluran raskin di masing-masing rumah tangga sasaran penerima manfaat raskin, mereka akan membeli beras komersial di pasaran. Akibatnya, gejolak harga," terang dia.
Data terakhir Bulog Divre Riau dan Kepri, pagu raskin tahun 2016 wilayah Riau masih sama seperti tahun lalu dengan total penyaluran 40.978.080 kilogram bagi 227.656 RTSPM tersebar di 12 kabupaten/kota di Riau.
Masing-masing rumah tangga berhak atas 15 kilogram beras warga miskin dengan harga tebus sebesar Rp1.600 per kilogram.
Sampai tanggal 4 Februari 2016, Bulog setempat tersedia stok beras mencapai 25 ribu ton tersebar di masing-masing daerah dengan perkiraan ketahanan pasokan hingga lima bulan ke depan.
Bulog memiliki sembilan titik pergudangan seperti seperti Divre Riau di Pekanbaru dengan kapasitas 8.000 ton, Kampar 1.000 ton, Tanjung Pinang 5.000 ton, Dumai 14.500 ton, Ranai-Natuna 2.000 ton, Batam 4.000 ton, Bengkalis 1.500 ton, Tembilahan 1.000 ton dan Rengat 1.000 ton.