Pekanbaru Kaji Penempatan Tabung Oksigen Di Sekolah

id pekanbaru kaji, penempatan tabung, oksigen di sekolah

Pekanbaru Kaji Penempatan Tabung Oksigen Di Sekolah

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, akan mengkaji pembiayaan dan efektivitas penempatan tabung oksigen di setiap sekolah dalam mengantisipasi dan menanggulangi korban kabut asap.

"Ini suatu ide yang bagus untuk gawat darurat asap, khususnya para murid yang mendadak terserang sesak saat belajar di sekolah," ungkap Kadisdik Pekanbaru, Prof Zulpadil, di Pekanbaru, Kamis.

Zulfadil menjelaskan ia juga baru mendapat informasi tentang ide orang tua murid bagi penempatan tabung oksigen di setiap unit kesehatan sekolah.

Diakuinya ide ini bagus dan pantas dipertimbangkan, apalagi tidak ada yang bisa memastikan kabut asap yang mencemari Pekanbaru dan Riau umumnya kapan akan berakhir.

Masalahnya sekarang, semua itu membutuhkan dukungan biaya yang tidak sedikit. Karena pengadaan tabung dan oksigen sangat mahal. Itupun untuk saat ini stoknya menipis karena harus bersaing dengan kebutuhan rutin rumah sakit.

Disinyalir permintaan tabung gas oksigen ini meningkat akibat kabut asap yang melanda ibu kota Provinsi Riau ini hampir 2,5 bulan.

"Persoalannya mau dibeli pakai dana apa, tidak mungkin sekolah menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)," tutur Prof.

Ia tidak memungkiri, dengan status tanggap darurat asap yang dicanangkan Provinsi Riau, maka ada dana yang bisa digulirkan dari pusat melalui tanggap darurat.

Tetapi untuk mendapatkannya butuh proses dan perjuangan.

"Namun demikian kami akan pelajari ini dulu, bagaimana bisa pengadaannya. Dengan mengkoordinasikannya dengan Disdik Provinsi Riau," sebutnya.

Prof Zulfadil menilai, pengadaan tabung oksigen pada tiap sekolah tidak meski banyak minimal setiap UKS memiliki satu tabung yang disiagakan dalam kondisi asap seperti saat ini.

"Jadi ketika ada murid yang mendadak alami sesak nafas akibat asap bisa dilakukan pertolongan pertama di UKS dengan bantuan oksigen," tandasnya.

Sebelumnya diberitakan, seorang pelajar Madrasah Ibtidayah Negeri (MIN) Ramadhani Luthfi Aerli (9) tahun meninggal dunia karena kekurangan oksigen akibat papaan asap, Rabu.