Pekanbaru, (Antarariau.com) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Riau menyebut, pemberlakuan harga eceran tertinggi (HET) elpiji tiga kilogram terbaru yang kini masih disusun oleh pemerintah di 12 kabupaten/kota seharusnya tidak memberatkan warga setempat.
"Intinya, elpiji subsidi tiga kilogram ini untuk bantu warga di Riau yang kurang mampu. Jangan sampai berlakunya HET baru di daerah nanti, malah untungkan sekelompok orang yang tidak pada tempatnya," tegas Kepala Disperindag Provinsi Riau, Firdaus di Pekanbaru, Jumat.
Ia menjelaskan, masing-masing kabupaten/kota di Riau diperbolehkan menetapkan HET terbaru secara sendiri sesuai komponen tambahan seperti besarnya biaya angkut elpiji subsidi yang berbeda-beda.
Jarak antar daerah kabupaten/kota dengan tempat pengisian ulang atau Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) bisa lebih dari radius 60 kilometer seperti di Kepulaun Meranti dan hanya dapat dijangkau mengunakan akses lewat sungai atau laut.
"Tapi kita harapkan, agar besaran HET baru yang ditetapkan nati tidak jadi beban masyarakat. Sehingga bagi mereka yang betul-betul menerimanya seperti warga kurang mampu atau industri kecil seperti pedangang bakso keliling tetap bisa terbantu," katanya.
Meski surat keputusan ditandatangani Pelaksana tugas Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman tetang penyesuaian HET acuan sebesar Rp2.600 per tabung sudah ditentukan bagi agen dan penyalur, namun belum diberlakukan masing-masing kabupaten/kota di Riau.
"Kalau masalah itu, bisa ditanya ke biro ekonomi. Termasuk besaran penyesuaian biaya sejumlah komponen-komponen elpiji subsidi," terangnya.
Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru pekan laku mengaku telah mengirim surat kepada gubernur Riau terkait dengan imbauan penyesuaian harga eceran tertinggi elpiji subsidi 3 kilogram karena sampai saat ini masih Rp16.000 per tabung.
"Rabu (12/8) pekan lalu, kami sudah surati Plt Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman untuk minta pertimbangan sebelum penetapan HET baru diberlakukan," terang Kabid Perdagangan Disperindag Kota Pekanbaru, Mas Irba Sulaiman.
Instansi itu mempertanyakan surat keputusan penyesuaian HET yang diteken plt gubernur Riau karena berbeda dengan dua gubernur sebelumnya baik Rusli Zainal atau Annas Maamun mulai dari tingkat agen sampai pangkalan yang disebut sub penyalur.
Meski pada daerah tetangga yakni Kabupaten Pelalawan telah menyesuaikan elpiji subsidi atau dikenal gas melon dari Rp16.000 menjadi Rp18.000 per tabung, pihaknya mengatakan, Wali Kota Pekanbaru Firdaus MT meminta untuk diteliti lagi agar tidak memberatkan warga setempat.
"Seperti Pelalawan sudah tetapkan Rp18.000 per tabung. Tetapi hasil pertemuan dengan pak wali kota, beliau berpesan agar diteliti betul kenaikan harga. Jangan sampai memberatkan masyarakat," terangnya.
Data PT Pertamina Perwakilan Pemasaran Riau Sumbar menyebut, konsumsi gas elpiji subsidi 3 kilogam di Provinsi Riau sekitar 3,36 juta per bulan atau 112 ribu tabung per hari dan konsumsi elpiji nonsubsidi 12 kilogram sekitar 210.000 per bulan atau 7.000 tabung per hari.
Berita Lainnya
MinyaKita di Pekanbaru dijual di atas HET
26 September 2024 18:14 WIB
Warga Meranti dilema HET minyak goreng kemasan dicabut
18 March 2022 20:34 WIB
Harga Beras Lampau HET, Ini Kata Disperindag Pekanbaru
14 November 2017 17:20 WIB
Tim Disperindag Pekanbaru Tangkap Tangan Pengecer Elpiji Melon Diatas HET
12 September 2017 15:45 WIB
Disperindag Pekanbaru Temukan Pedagang Nonpangkalan Menjual Elpiji Bersubsidi Diatas HET
11 September 2017 20:55 WIB
Disperindag Pekanbaru Belum Tentukan HET Beras
08 September 2017 20:40 WIB
Disperindag Dumai Batasi HET Elpiji 3 Kilogram Untuk Daerah Pinggiran
05 April 2017 17:10 WIB
Disperindag Dumai Usulkan Kenaikan HET Elpiji Subsidi
06 May 2015 13:19 WIB