Adat Melayu Dorong Industri Tingkatkan Pengelolaan Hutan

id adat, melayu dorong, industri tingkatkan, pengelolaan hutan

 Adat Melayu Dorong Industri Tingkatkan Pengelolaan Hutan

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau terus mendorong serta memotivasi supaya industri bubur kayu (pulp) dan kertas yang berada di daerah tersebut untuk senantiasa terus meningkatkan tata kelola hutan dan lingkungan.

"Kami terus memotivasi dan mendorong agar perusahaan yang berada di Riau untuk terus tingkatkan kualitas tata kelola hutan, lingkungan dan bisnis," papar Ketua Dewan Pimpinan Harian LAM Riau, Al Azhar di Pekanbaru, Riau, Selasa.

Dia mengatakan, salah satu contohnya adalah dengan menerapkan pemberlakuan kewajiban menanam satu pohon ketika menebang satu pohon yang berada di hutan dan ditetapkan sebagai suatu area kawasan konservasi di daerah tersebut.

Seperti diketahui, di Riau terdapat dua perusahaan raksasa industri pulp dan kertas yang salah satunya PT Riau Andalan Pulp and Paper berada di Kabupaten Pelalawan. Perusahaan itu memiliki total kapasitas produksi 3 juta ton per tahun, terdiri dari 2,2 juta ton pulp dan 800.000 ton kertas.

"Kami mendorong pihak perusahaan terutama APRIL untuk meningkatkan luasan kawasan konservasi setara dengan konsesinya," ucap Al Azhar yang juga merupakan anggota Komite Independen Penasehat Pemangku Kepentingan (Stakeholders Advisory Committe/SAC).

Sebagai anggota SAC yang salah satunya mempunyai fungsi untuk mengawasi komitmen pengelolaan hutan lestari APRIL, menurut dia, apa yang dilakukan perusahaan tersebut sudah berada pada jalur yang benar.

"APRIL berada di jalur yang benar untuk mewujudkan kebijakan yang sudah dicanangkan setahun lalu. Audit pun dilakukan oleh lembaga internasional independen untuk terus benahi berbagai kekurangan, agar implementasi di lapangan jadi lebih baik lagi," katanya, menerangkan.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pekan lalu menyatakan industri pulp dan kertas yang terintegrasi dengan hutan tanaman industri sebagai sumber bahan baku, harus terus meningkatkan tata kelola hutan sambil memerhatikan aspek lingkungan dan sosial.

Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Bambang Hendroyono mengatakan, pemerintah siap mendorong dan mengawal pembenahan tata kelola kehutanan yang berjalan di setiap perusahaan.

"Ibu Menteri (Lingkungan Hidup dan Kehutanan) menginstruksikan pada kami yang jadi simpul untuk memastikan aspek sosial dan lingkungan diperhatikan," katanya.

Bambang menanggapi peringatan satu tahun kebijakan pengelolaan hutan lestari Asia Pacific Resources International Limited (APRIL), perusahaan hutan tanaman industri dan pulp terbesar kedua di Asia yang berbasis di Indonesia serta memandangnya sebagai salah satu upaya positif yang sudah berjalan.

"Perbaikan tata kelola bukan tidak cuma harus dilakukan oleh APRIL, tapi semua perusahaan," paparnya, menjelaskan.

Seperti pembenahan aspek sosial dengan membuka ruang lebih luas untuk menjalin kemitraan dengan masyarakat yang memiliki izin pengelolaan kawasan hutan maupun yang belum terakomodasi dalam legal formal.

Sementara dari aspek lingkungan, salah satu dengan upaya menjaga kelestarian dalam mengelola lahan gambut serta lestari dan memastikan tidak terjadi kebakaran, ucapnya.