Bengkalis (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bengkalis menunjukkan komitmennya terhadap pelestarian adat dan budaya lokal dengan menghadiri prosesi pengukuhan Bathin Panaso Sakai. Pengukuhan berlangsung khidmat di Gedung Serbaguna Hj. Nuryah Binti Sontel, Kamis (17/7).
Hadir mewakili Bupati Bengkalis, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Bengkalis, H. Toharuddin, turut menyaksikan pengukuhan Ahmad Bin Majid sebagai Bathin Panaso Sakai. Prosesi adat ini berlangsung secara khusyuk sebagai bentuk penghormatan terhadap warisan budaya masyarakat Sakai yang telah dijaga secara turun-temurun.
Dalam sambutannya yang dibacakan oleh H. Toharuddin, Bupati Bengkalis menyampaikan bahwa pengukuhan Bathin bukan sekadar upacara seremonial, tetapi merupakan pengakuan resmi terhadap eksistensi dan martabat budaya masyarakat adat Sakai.
“Peran Bathin sangat strategis, terutama dalam menjaga keseimbangan antara kemajuan teknologi dan nilai-nilai adat. Bathin diharapkan mampu menjadi jembatan antara masa lalu dan masa depan,” ujar Bupati dalam pernyataan resminya.
Ia menegaskan bahwa tidak boleh ada satupun anak negeri yang tertinggal dari pembangunan, termasuk masyarakat adat. Keberadaan Bathin di tengah masyarakat diharapkan menjadi sosok pemimpin adat yang bijaksana serta mampu menjadi tempat bertanya dan penyelesai masalah bagi warga.
Pemerintah Kabupaten Bengkalis juga terus berupaya memperhatikan hak-hak masyarakat adat, termasuk dalam bidang pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan pemberdayaan ekonomi. Kolaborasi antara pemerintah dan Bathin dinilai sangat penting demi kemajuan daerah.
“Adat resam dan tradisi Sakai adalah warisan luhur yang memiliki nilai spiritual dan sosial yang tinggi. Maka dari itu, pelestariannya harus menjadi perhatian bersama agar tidak tergerus zaman,” ucapnya.
Bupati menegaskan bahwa adat bukanlah beban masa lalu, melainkan warisan kearifan yang mampu membimbing generasi saat ini menghadapi tantangan masa depan. Ia berharap nilai-nilai adat Sakai dapat terus dijaga dan diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat.
“Jika tunjuk ajar adat Sakai dapat dijalankan dengan baik, maka kita akan memiliki masyarakat yang berakhlak mulia, saling menghormati, dan hidup dalam harmoni,” pungkasnya.