AS Bersiap "Pegang Kendali" Distribusi Bantuan untuk Gaza

id Gaza, Palestina

AS Bersiap "Pegang Kendali" Distribusi Bantuan untuk Gaza

Anak-anak yang terlantar terlihat di sebuah tempat penampungan di sebelah barat Kota Gaza, Palestina (26/7/2025). (ANTARA/Xinhua/Rizek Abdeljawad/aa.)

Istanbul (ANTARA) - Pemerintahan Donald Trump berencana "mengambil alih" operasi bantuan kemanusiaan Gaza karena Israel tidak menangani upaya tersebut secara memadai, kata pejabat AS dan Israel kepada Axios pada Selasa.

Utusan AS Steve Witkoff dan Presiden Donald Trump membahas peran AS yang kian meningkat selama pertemuan mereka di Gedung Putih pada Senin malam, sebut sumber yang dikutip Axios.

Baca juga: Komisi Eropa: Gaza Adalah Bagian Sah Negara Palestina

Pertemuan itu dilakukan setelah kunjungan Witkoff ke Gaza minggu lalu, di mana dirinya menghabiskan lebih dari lima jam untuk menilai kondisi di lapangan, kata Departemen Luar Negeri AS.

Seorang pejabat AS mengatakan Trump "tidak senang" mengambil alih operasi bantuan tersebut, tetapi mengatakan "tampaknya tidak ada cara lain."

Pemerintahan Trump membuat keputusan itu karena meyakini Israel belum menangani situasi tersebut secara memadai, kata seorang pejabat AS.

Pejabat itu menggambarkan kekhawatiran Trump yang semakin besar, dengan mengatakan: "Masalah kelaparan di Gaza semakin parah. Donald Trump tidak menyukainya. Dia tidak ingin bayi-bayi kelaparan."

Negara-negara Teluk seperti Qatar akan menyumbang dana.Sementara Yordania dan Mesir "kemungkinan akan ikut berpartisipasi," kata sejumlah sumber.

Seorang pejabat Israel mengatakan Tel Aviv mendukung perluasan peran AS dalam operasi bantuan tersebut.

Yayasan Kemanusiaan Gaza kontroversial yang didirikan oleh Israel pada Februari dengan dukungan AS itu saat ini mengelola distribusi bantuan di wilayah kantong Palestina tersebut.

Baca juga: Hidup di Atas Puing: Potret Pahit Pengungsian Warga Gaza

Sejak akhir Mei, saat yayasan itu mulai beroperasi, lebih dari 1.300 orang telah terbunuh saat mengakses bantuan.

Sementara itu, sedikitnya 188 orang, termasuk 94 anak-anak, telah meninggal karena kelaparan, dan lebih dari 61.000 orang tewas dalam perang genosida Israel sejak Oktober 2023.

Sumber: Anadolu

Pewarta :
Editor: Vienty Kumala
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.