Komisi Eropa: Gaza Adalah Bagian Sah Negara Palestina

id Gaza, Palestina

Komisi Eropa: Gaza Adalah Bagian Sah Negara Palestina

Foto Dokumen: Bendera Uni Eropa berkibar di luar markas Komisi Uni Eropa di Brussel, Belgia, 17 Juni 2022. (ANTARA/REUTERS/Yves Herman)

Brussel (ANTARA) - Komisi Eropa kembali menegaskan sikapnya bahwa Gaza harus menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari negara Palestina di masa depan.

Komisi tersebut juga menekankan urgensi memfasilitasi bantuan kemanusiaan dan mencapai gencatan senjata berkelanjutan di wilayah kantong yang dilanda perang tersebut.

Juru Bicara Komisi Eropa, Anitta Hipper, dalam jumpa pers pada Selasa (5/8), mengatakan bahwa situasi di lapangan di Gaza “masih tak tertahankan,” dan menyerukan upaya segera untuk memastikan akses kemanusiaan dan deeskalasi konflik.

Baca juga: Hidup di Atas Puing: Potret Pahit Pengungsian Warga Gaza

“Oleh karena itu, sangat positif bahwa PBB dan Israel telah mencapai kesepahaman mengenai akses untuk memperbaiki situasi kemanusiaan di Gaza,” katanya, sembari menambahkan bahwa meskipun ada perkembangan positif pada beberapa parameter kunci, masih banyak yang perlu dilakukan.

Hipper turut menegaskan bahwa posisi Uni Eropa sangat jelas: “Jelas bahwa Gaza harus menjadi bagian integral dari negara Palestina di masa depan.”

Ia menekankan bahwa blok Eropa dengan tegas menolak segala upaya untuk mengubah status demografis atau geografis wilayah tersebut, termasuk sehubungan dengan pendudukan Israel atas Gaza.

Ketika ditanya alasan Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Kaja Kallas, bungkam mengenai Gaza, Hipper menjawab bahwa ia “sangat vokal”, merujuk pada pernyataan publik dan unggahan Kallas di media sosial.

Menanggapi pertanyaan apakah Kallas meyakini bahwa kelaparan sedang terjadi di Gaza, Hipper tidak secara langsung mengonfirmasi, namun mengatakan: “Perwakilan Tinggi telah sangat tegas dalam menanggapi situasi, baik terkait pembunuhan, bencana kemanusiaan… gambar-gambar yang tak tertahankan dan tak dapat dibenarkan yang telah kita lihat.”

Menurut otoritas kesehatan, Israel telah membunuh lebih dari 60.000 orang di Gaza sejak Oktober 2023.

Serangan udara dan darat yang terus menerus telah menghancurkan wilayah kantong tersebut. Blokade serta distribusi bantuan yang buruk menyebabkan kekurangan pangan ekstrem, yang berujung pada kematian akibat kelaparan.

Baca juga: Laporan Media: Netanyahu siap Duduki Gaza Secara Total

Kementerian Kesehatan mengatakan setidaknya 188 orang, termasuk 94 anak-anak, telah meninggal karena malnutrisi sejak perang dimulai hampir dua tahun lalu.

Sumber: Anadolu

Pewarta :
Editor: Vienty Kumala
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.