PBB, New York (Antarariau.com) - Misi Pendukung PBB untuk Libya (UNSMIL) melaporkan kerusuhan di beberapa bagian Libya telah menambah parah krisis pengungsi, dan membuat lebih dari 100.000 orang meninggalkan rumah mereka, kata Juru Bicara PBB Stephane Dujarric.
"Menurut Komisariat Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR), sedikitnya 100.400 orang telah meninggalkan tempat tinggal mereka dalam satu bulan terakhir saja akibat pertempuran sengit di Kota Kecil Benghazi dan Derna di Libya Timur serta di wilayah Libya Tenggara dan Barat," kata Dujarric dalam taklimat harian di Markas PBB, New York, Selasa (18/11).
Sejak Mei, hampir 400.000 orang telah kehilangan tempat tinggal di Libya, katanya.
"Banyak orang yang meninggalkan tempat tinggal mereka dan tersebar di 35 kota kecil dan besar, sangat memerlukan makanan, air, tempat berteduh, perawatan kesehatan dan komoditas dasar lain," kata Dujarric, sebagaimana diberitakan Xinhua.
"Organisasi bantuan sedang menghitung jumlah orang yang mengungsi dan kebutuhan kemanusiaan yang diperlukan."
Libya telah dirongrong ketidakstabilan yang meningkat saat bentrokan sengit terus berkecamuk di negara Afrika Utara itu. Sejak penggulingan Muammar Gaddafi pada 2011, Pemerintah Libya telah lama berada di bawah kendali brigade merah karena pemerintah pusat tak bisa menerapkan mengendalikan keadaan di wilayahnya. (*)
Berita Lainnya
Bayar PBB lebih gampang dan praktis dengan aplikasi BRImo
18 March 2024 10:26 WIB
Vietnam minta Dewan Keamanan PBB lebih aktif atasi dampak perubahan iklim
16 February 2024 14:07 WIB
Badan-badan PBB desak dunia agar "berbuat lebih" untuk Gaza
23 October 2023 13:32 WIB
PBB ungkapkan lebih dari 195.000 orang mengungsi ke Sudan Selatan
07 August 2023 15:22 WIB
PBB: 800.000 orang lebih dilaporkan telah menyelamatkan diri dari Sudan
02 May 2023 15:13 WIB
PBB: Operasi keamanan Venezuela telah menewaskan lebih dari 1.300 orang
03 July 2020 15:35 WIB
Sekjen PBB Serukan Kerjasama Lebih Dalam Guna Akhiri Kemiskinan
19 July 2016 11:02 WIB
PBB: Korban Meninggal Di Suriah Lebih 100.000 Orang
26 July 2013 1:03 WIB