Gaza (ANTARA) - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengecam serangan Israel terhadap Sekolah al-Tabeen di Kota Gaza dan menyerukan kepada semua pihak untuk mengakhiri semua retorika dan tindakan yang bersifat eskalasi guna menghindari bencana yang lebih besar.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Politik dan Pembangunan Perdamaian, Rosemary DiCarlo, dalam sesi Dewan Keamanan mengenai Palestina yang berlangsung pada Selasa (13/8).
"Serangan dahsyat Israel terhadap Sekolah al-Tabeen di Kota Gaza yang mendorong diadakannya pertemuan ini, sekali lagi menunjukkan perlunya segera mencapai gencatan senjata, membebaskan para sandera, dan meningkatkan bantuan kemanusiaan ke Gaza," katanya.
DiCarlo mengulangi pernyataan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres yang mengutuk terus hilangnya nyawa di Gaza menyusul serangan lain terhadap sebuah sekolah yang menampung ratusan keluarga pengungsi Palestina.
Menekankan bahwa situasi di seluruh Jalur Gaza tetap menjadi bencana bagi warga sipil, ia mengatakan tidak ada tempat yang aman di Gaza, namun warga sipil terus diperintahkan untuk mengungsi ke daerah yang semakin menyempit.
Sudah 10 bulan setelah konflik terjadi, DiCarlo mengingatkan tentang meningkatnya ancaman regional dan mendesak semua pihak untuk meredakan ketegangan.
"Jika kemunduran menuju bencana yang lebih besar ingin dihentikan, semua pihak harus mengakhiri semua retorika dan tindakan yang meningkatkan ketegangan," ucapnya sembari menyerukan penerapan segera resolusi Dewan Keamanan 2735.
Pejabat PBB itu menambahkan bahwa perdamaian abadi di Timur Tengah akan tetap sulit diraih tanpa mengatasi kebutuhan keamanan Israel dan aspirasi Palestina untuk bernegara. Oleh karena itu, pembunuhan, penghancuran, dan penderitaan di Gaza harus diakhiri dan para sandera harus dipersatukan kembali dengan keluarga mereka.
Senada, Kepala Divisi Pembiayaan Kemanusiaan dan Mobilisasi Sumber Daya Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan, Lisa Doughten, mengatakan kepada DK PBB bahwa serangan Israel terhadap sekolah yang melindungi orang-orang terlantar di Gaza itu bukanlah kejadian yang terisolasi.
Doughten mengemukakan bahwa lebih dari setengah juga siswa di Gaza telah kehilangan satu tahun ajaran penuh sembari menggarisbawahi trauma emosional dan psikologis yang sangat besar yang dialami anak-anak akibat perang.
Dia juga mencatat tantangan terhadap respons kemanusiaan dengan mengatakan bantuan yang masuk ke Gaza telah berkurang lebih dari setengahnya sejak operasi darat Rafah dimulai dan Penyeberangan Rafah ditutup tiba-tiba pada awal Mei.
"Saya mendesak Dewan ini dan semua negara anggota untuk menggunakan pengaruh Anda untuk melindungi warga sipil dan mengakhiri konflik ini dan dampaknya yang tak tertahankan," ujar Doughten.
Baca juga: Tenaga kesehatan TNI mulai cek pengungsi Gaza yang dirawat di RS terapung El Arish
Baca juga: Khan Younis, Gaza berada dalam krisis karena Israel rusak sumber daya air
Sumber : Anadolu