Jakarta (ANTARA) - Produser film animasi Panji Tengkorak Frederica mengungkapkan bahwa tim produksi secara sengaja memilih gaya animasi dua dimensi.
Keputusan tersebut didasari oleh keinginan untuk menangkap kedinamisan gerak pencak silat yang dirasa hanya bisa terekam maksimal melalui gaya animasi dua dimensi.
Baca juga: Film Konser BTS Akan Hadir di 2.000+ Bioskop, Siap Mendunia!
"Kami ingin setiap adegan pertarungan terasa kuat dan ekspresif. Jadi, 2D dengan 'matte painting' ini adalah memang satu keputusan yang kita ambil bersama-sama tim," ujar Frederica dalam gala perdana film "Panji Tengkorak" di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan, Jumat.
Frederica mengatakan gaya dua dimensi memungkinkan para seniman leluasa menggambarkan setiap gerakan, ayunan pedang atau tendangan untuk terlihat dramatis.
Selain itu, film Panji Tengkorak memanfaatkan teknik "matte painting" untuk menciptakan kesan megah dan mendetail pada gambaran dunianya di latar belakang ("background").
Kombinasi karakter 2D yang lincah dengan dunia yang dilukis secara artistik itu diharapkan menghasilkan estetika visual yang khas, seperti halnya animasi populer dari Jepang, Korea, hingga Amerika Serikat.
"Saya sejak kecil memang suka dengan animasi, dengan film, yang dunianya memang tidak nyata, tapi kok riil begitu, terasa benar, bisa dipercaya begitu," kata sutradara Daryl Wilson.
Daryl menambahkan, "Tapi kami juga kepingin itu terasa seperti di Indonesia, sehingga ada aspek imajinasi yang akan kami coba terapkan."
Film Panji Tengkorak berkisah tentang usaha para pendekar menghentikan peperangan yang terpicu oleh persaingan kerajaan-kerajaan besar, salah satunya Kerajaan Madyantara.
Tokoh utama pendekar di film animasi tersebut adalah Panji Tengkorak (aktor Denny Sumargo sebagai pengisi suara).
Ia ditakuti kawan maupun lawan karena menimba ilmu hitam dan menghabisi banyak nyawa yang dianggapnya berdosa.
Daryl mengambil nama karakter maupun cerita film tersebut berdasarkan komik Indonesia karya Hans Jaladara yang terbit pertama kali tahun 1968.
Pembuatan film animasi itu melibatkan sekitar 250 seniman animasi ilustrasi hingga desain kreatif asli Indonesia.
Baca juga: "Ghost Train": Ketika Sifat Buruk Manusia Menjelma Teror
Lagu tema pengisi film "Panji Tengkorak" berjudul "Bunga Terakhir" ciptaan Bebi Romeo yang dinyanyikan secara duet oleh musisi Iwan Fals dan Isyana Sarasvati.