Pekanbaru (ANTARA) - Recoftc Indonesia, Selasa, menjalin kerja sama strategis dengan Universitas Riau dalam upaya mengembangkan data visual berbasis teknologi geospasial, di Riau.
Kolaborasi ini bertujuan untuk menyediakan informasi perubahan tutupan lahan yang akurat dan mudah diakses oleh masyarakat serta para pemangku kepentingan lainnya.
Program ini berlangsung dari 16 Januari hingga 30 Juni 2025 dengan melibatkan mahasiswa Universitas Riau melalui program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Direktur Recoftc Indonesia, Gamma Galudra, menjelaskan bahwa kerja sama ini difokuskan pada penguatan kapasitas dalam menganalisis perubahan lahan dan peta berbasis teknologi terkini.
“Kami berharap generasi muda dapat mengoptimalkan kemajuan teknologi informasi untuk meningkatkan akurasi pemetaan perubahan lahan dan hutan,” ujarnya.
Gamma menambahkan, pihaknya memperkenalkan teknologi geospasial terbaru yang mampu meningkatkan presisi pemetaan tutupan lahan dan hutan. Pemilihan Universitas Riau sebagai mitra didasarkan pada potensi mahasiswa yang dinilai memiliki bakat dan minat kuat dalam bidang pemetaan.
“Kami percaya mahasiswa di sini bisa dilatih dan mengimplementasikan keahliannya di dunia kerja, khususnya dalam bidang pemetaan dan pengelolaan sumber daya alam,” ucapnya.
Dia juga menegaskan bahwa inisiatif ini sejalan dengan Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) yang dicanangkan pemerintah.
Gamma menyebutkan bahwa tanpa peta yang akurat, akan sulit bagi pemerintah, masyarakat, maupun pemangku kepentingan lainnya untuk melakukan perlindungan dan pengelolaan hutan secara berkelanjutan.
Ia juga menyoroti pentingnya kesadaran masyarakat terhadap peta dan batas wilayah. “Di Riau, ada kasus di mana masyarakat membeli lahan tanpa mengetahui bahwa area tersebut berada di dalam kawasan tertentu. Ini menunjukkan pentingnya data spasial yang akurat dan mudah dipahami publik,” jelasnya.
Lebih lanjut, ucapnya, teknologi geospasial kini telah berkembang pesat dan tidak lagi mengandalkan peta analog. Dengan memanfaatkan machine learning dan artificial intelligence, data spasial resolusi tinggi dapat digunakan untuk membangun model dan mereplikasi pemetaan di wilayah lain.
Saat ini, tim Recoftc tengah mengembangkan sampel data geospasial dari Provinsi Riau dan Sulawesi Barat. Data tersebut diolah menggunakan algoritma tertentu untuk menghasilkan formulasi yang menggambarkan tutupan lahan secara lebih luas dan terstandarisasi, tambahnya.
Sementara itu, Ketua Jurusan Kehutanan Universitas Riau. Dr Nurul Qomar menyambut baik kerja sama ini. Ia menegaskan bahwa melalui pelatihan dan pendampingan, mahasiswa tidak hanya dibekali keterampilan teknis, tetapi juga pemahaman kritis mengenai pentingnya data spasial dalam perencanaan tata ruang dan pengambilan keputusan.
“Selain meningkatkan kompetensi mahasiswa, kerja sama ini juga bertujuan mendukung pembaruan data tutupan lahan berdasarkan citra satelit resolusi tinggi. Ini merupakan kontribusi konkret dalam mendukung Kebijakan Satu Peta,” ungkapnya.
Menurutnya, meski Kebijakan Satu Peta telah lama dicanangkan, implementasinya masih menghadapi berbagai tantangan. Oleh karena itu, kontribusi dari berbagai pihak, termasuk akademisi dan organisasi seperti Recoftc Indonesia, sangat penting untuk mendorong percepatan integrasi data dan penyusunan peta yang lebih valid serta dapat diterima secara luas.
“Kami tidak hadir untuk menyelesaikan konflik peta, tetapi untuk menyediakan basis data yang kuat dan ilmiah, khususnya terkait tutupan lahan,” katannya.
Ia berharap, metodologi yang dikembangkan dari kerja sama ini bisa direplikasi dan digunakan secara luas di daerah lain, sebagai acuan dalam menyusun peta tutupan lahan yang cepat, akurat, dan berkelanjutan.