PBB (ANTARA) - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengaku "sangat sedih dan terkejut" atas tewasnya seorang staf PBB akibat pengeboman Israel di Jalur Gaza, dan mengecam semua serangan terhadap personel PBB serta menyerukan investigasi penuh.
Hal tersebut disampaikan oleh juru bicara (jubir) Sekjen PBB pada Rabu (19/3).
Seorang personel Kantor PBB untuk Layanan Proyek (UN Office for Project Services/UNOPS) tewas dan lima orang lainnya terluka parah setelah dua wisma tamu PBB di Deir al Balah, Gaza tengah, terkena serangan, demikian dikonfirmasi PBB dan otoritas kesehatan yang berbasis di Gaza pada Rabu pagi waktu setempat. Kendati demikian, militer Israel membantah menyerang kompleks tersebut.
Wakil Jubir Sekjen PBB Farhan Haq menuturkan lokasi semua bangunan PBB sudah diketahui oleh pihak-pihak yang terlibat dalam konflik ini, yang terikat oleh hukum internasional untuk melindungi tempat-tempat tersebut dan menjaga kekebalannya yang mutlak.
Guterres mengecam keras semua serangan terhadap personel PBB dan menyerukan investigasi penuh. Ia menekankan bahwa semua konflik harus dilakukan dengan cara yang memastikan penghormatan dan perlindungan bagi warga sipil.
"Sekjen menekankan perlunya agar gencatan senjata dihormati untuk mengakhiri penderitaan warga. Bantuan kemanusiaan harus menjangkau semua orang yang membutuhkan. Para sandera harus segera dibebaskan dan tanpa syarat," ujar jubir itu.
Israel kembali melancarkan serangannya ke Gaza sejak Selasa (18/2) dini hari, menewaskan lebih dari 400 orang dan menghancurkan kesepakatan gencatan senjata rapuh yang berlaku sejak 19 Januari.
Menurut jubir PBB, serangan mematikan pada Rabu itu telah menambah jumlah personel PBB yang tewas di Gaza sejak 7 Oktober 2023 menjadi sedikitnya 280 orang.
Baca juga: Israel kembali lanjutkan genosida Gaza, bunuh ratusan warga sipil Palestina
Baca juga: PBB sebut 63.000 metrik ton makanan menanti pencabutan blokade bantuan Gaza