Danone Lirik Bisnis Air "Sikumbang"

id danone lirik bisnis air sikumbang

 Danone Lirik Bisnis Air "Sikumbang"

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Perusahaan Danone, pemegang merk air mineral Aqua, melirik potensi bisnis air bersih dari mata air "Sikumbang" di Desa Pulau Sarak, Kabupaten Kampar, Riau.

"Orang Danone sering kali kemari merayu warga untuk berbisnis bersama mengembangkan air Sikumbang, tapi warga belum meresponsnya," kata Rio, pengusaha bisnis air bersih Umega di Desa Pulau Sarak, Rabu.

Ia mengatakan, bisnis air bersih mulai menggeliat di Desa Pulau Sarak sejak tahun 2005, dengan memanfaatkan mata air bukit Sikumbang. Sumber air itu berasal dari bukit Hutan Larangan Adat Kenegerian Rumbio, Kampar.

Adapun nama Sikumbang merupakan sebutan warga setempat untuk harimau Sumatera, karena telaga ditempat itu konon dahulu kala menjadi tempat minum satwa loreng tersebut.

Karena potensi air yang sangat besar dan jernih, Rio mengatakan hal itu yang membuat perusahaan besar seperti Danone mulai melirik tempat itu untuk mengembangkan bisnisnya. Selama ini, pabrik Aqua di Sumatera baru ada di Provinsi Sumatera Utara.

"Tempat ini kaya akan air, karena setengah meter menggali saja sudah ketemu sumber air. Mungkin suatu saat kami bekerjasama dengan Danone ataupun membuka usaha air mineral sendiri," ujarnya.

Mata air Sikumbang hingga kini dinikmati oleh puluhan ribu warga di lima desa, yakni Desa Pulau Sarak, Padang Mutung, Koto Tibun, Penyasawan dan Rumbio. Di Pulau Sarak sendiri sedikitnya ada delapan bisnis penjualan air bersih.

Keunggulannya adalah karena air tersebut sangat bersih dan bisa langsung diminum. Secara rutin, air dari mata air Sikumbang terus diuji, dan dinyatakan telah lulus uji baku mutu dari Laboratorium Kesehatan Daerah Dinas Kesehatan Kampar.

"Keuntungan sangat besar, yang beli tidak ada putusnya dan harganya saja kalau ke Pekanbaru atau ke Siak bisa Rp8.000 sampai Rp10 ribu per jerigen isi 35 liter," katanya.

Seorang pengusaha air bersih Matas, Adri, mengatakan dalam sehari rata-rata bisa menjual hingga 1.000 jeriken air. Jerigen tersebut disusun di mobil bak terbuka untuk dikirim kepada pembeli di berbagai kota.

"Kami buka mulai jam 4 pagi sampai jam 12 malam. Kalau tak ditutup, orang akan datang terus tapi mata tak tahan menunggunya," kata Adri.

Ia mengatakan, harga air Sikumbang bervariasi tergantung pada jarak tempuh menuju konsumen. Harga air sebenarnya jauh lebih murah apabila konsumen mengambil sendiri air langsung ke lokasi menggunakan jeriken sendiri. "Kalau mengambil sendiri, harga air hanya Rp700 per jerigen. Yang mahal kan ongkos antarnya," katanya.

Meski begitu, ia mengatakan para pengusaha air tidak pernah membebankan tarif untuk warga sekitar yang mengambil air untuk keperluan sehari-hari.