Pramono Anung usulkan "Jakarta Fund" untuk fasilitasi kegiatan seni budaya
Jakarta (ANTARA) - Calon gubernur Jakarta Pramono Anung mengusulkan dibentuknya "Jakarta Fund" atau dana abadi Jakarta sebagai terobosan untuk memfasilitasi kegiatan budaya, seni hingga pendidikan di Jakarta.
"Kenapa Jakarta enggak punya 'Jakarta Fund'? Ini sangat bisa supaya nanti kebudayaan atau kesenian ini punya dana abadi yang bisa digunakan kalau seniman mau pentas. Sudah enggak pusing-pusing," katanya.
Hal itu disampaikan dalam "Dialog Publik Seni Bersama Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur 2024” yang diinisiasi Dewan Kebudayaan Jakarta (DKJ) di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Senin.
Pram mengatakan konsep dana abadi itu mirip dengan "Indonesia Investment Authority" (INA) atau lembaga "sovereign wealth fund" Indonesia yang digunakan untuk pembangunan.
Menurut Pram, saat diinisiasi pada dua setengah tahun lalu, dana awal INA hanya sekitar Rp6 triliun, namun kini sudah berkembang menjadi Rp150 triliun dengan pengelolaan yang profesional dan terbuka.
Baca juga: Polisi imbau pendukung pasangan cagub-cawagub tetap tertib
Ia menilai konsep serupa bisa diterapkan di Jakarta lewat dana abadi. Dengan total APBD sekitar Rp86 triliun, Jakarta dinilai memiliki modal dasar yang baik.
"APBD itu kita ada Rp85 triliun sampai Rp86 triliun, SILPA kita Rp5 triliun sampai Rp6 triliun setiap tahun, kenapa tidak diambil Rp2 triliun sampai Rp3 triliun untuk modal dasar untuk 'Jakarta Fund'," katanya.
Jika dikelola secara profesional, dana ini nanti digunakan untuk keperluan seperti berkebudayaan, berkesenian dan lainnya termasuk pendidikan.
Pram meyakini konsep dana abadi Jakarta akan mampu mendukung pengembangan kegiatan kesenian dan kebudayaan di Jakarta.
"Kalau itu bisa dilakukan, Indonesia (INA) saja bisa sampai Rp150 triliun. Kalau 'Jakarta Fund' dikelola secara transparan dan terbuka, 'hire' (mempekerjakan) orang-orang profesional, saya yakin nggak sampai dua tahun dapat Rp20 triliun itu gampang sekali," katanya.
Pram juga menegaskan diperlukan upaya untuk duduk bersama dengan para pemangku kepentingan demi peningkatan seni dan budaya di Jakarta. Ia meyakini, pasangan calon wakil gubenurnya Rano Karno yang memang berasal dari kalangan seniman akan mampu memberi masukan soal pengembangan seni dan budaya.
Ia menyebutkan kota yang jadi titik lebur (melting pot) berbagai budaya seperti New York, Montreal, Shanghai, Sydney, perlu memberikan ruang untuk berkesenian warganya.
"Budayawan atau seniman yang ada, sudahlah, mereka perlu banyak pentas-pentas dan ruang-ruang terbuka di daerah apakah di kecamatan, kelurahan untuk anak-anak muda yang multitalenta," kata Pram.
Baca juga: Pramono: Gubernur DKI mendatang harus siap sambungkan MRT dari Ancol ke JIS
Baca juga: Maudy Koesnadi dan Cornelia gabung tim pemenangan, Pramono: Rangkul semua orang
"Kenapa Jakarta enggak punya 'Jakarta Fund'? Ini sangat bisa supaya nanti kebudayaan atau kesenian ini punya dana abadi yang bisa digunakan kalau seniman mau pentas. Sudah enggak pusing-pusing," katanya.
Hal itu disampaikan dalam "Dialog Publik Seni Bersama Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur 2024” yang diinisiasi Dewan Kebudayaan Jakarta (DKJ) di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Senin.
Pram mengatakan konsep dana abadi itu mirip dengan "Indonesia Investment Authority" (INA) atau lembaga "sovereign wealth fund" Indonesia yang digunakan untuk pembangunan.
Menurut Pram, saat diinisiasi pada dua setengah tahun lalu, dana awal INA hanya sekitar Rp6 triliun, namun kini sudah berkembang menjadi Rp150 triliun dengan pengelolaan yang profesional dan terbuka.
Baca juga: Polisi imbau pendukung pasangan cagub-cawagub tetap tertib
Ia menilai konsep serupa bisa diterapkan di Jakarta lewat dana abadi. Dengan total APBD sekitar Rp86 triliun, Jakarta dinilai memiliki modal dasar yang baik.
"APBD itu kita ada Rp85 triliun sampai Rp86 triliun, SILPA kita Rp5 triliun sampai Rp6 triliun setiap tahun, kenapa tidak diambil Rp2 triliun sampai Rp3 triliun untuk modal dasar untuk 'Jakarta Fund'," katanya.
Jika dikelola secara profesional, dana ini nanti digunakan untuk keperluan seperti berkebudayaan, berkesenian dan lainnya termasuk pendidikan.
Pram meyakini konsep dana abadi Jakarta akan mampu mendukung pengembangan kegiatan kesenian dan kebudayaan di Jakarta.
"Kalau itu bisa dilakukan, Indonesia (INA) saja bisa sampai Rp150 triliun. Kalau 'Jakarta Fund' dikelola secara transparan dan terbuka, 'hire' (mempekerjakan) orang-orang profesional, saya yakin nggak sampai dua tahun dapat Rp20 triliun itu gampang sekali," katanya.
Pram juga menegaskan diperlukan upaya untuk duduk bersama dengan para pemangku kepentingan demi peningkatan seni dan budaya di Jakarta. Ia meyakini, pasangan calon wakil gubenurnya Rano Karno yang memang berasal dari kalangan seniman akan mampu memberi masukan soal pengembangan seni dan budaya.
Ia menyebutkan kota yang jadi titik lebur (melting pot) berbagai budaya seperti New York, Montreal, Shanghai, Sydney, perlu memberikan ruang untuk berkesenian warganya.
"Budayawan atau seniman yang ada, sudahlah, mereka perlu banyak pentas-pentas dan ruang-ruang terbuka di daerah apakah di kecamatan, kelurahan untuk anak-anak muda yang multitalenta," kata Pram.
Baca juga: Pramono: Gubernur DKI mendatang harus siap sambungkan MRT dari Ancol ke JIS
Baca juga: Maudy Koesnadi dan Cornelia gabung tim pemenangan, Pramono: Rangkul semua orang