Danlanud: Skuadron F16 Datang Bertahap Ke Pekanbaru

id danlanud, skuadron f16, datang bertahap, ke pekanbaru

 Danlanud: Skuadron F16 Datang Bertahap Ke Pekanbaru

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Komandan Lapangan Udara (Danlanud) Angkatan Udara Republik Indonesia Roesmin Nurjamin Pekanbaru menyatakan, pesawat tempur Skuadron F16 sebanyak 16 unit akan datang bertahap ke daerah tersebut.

"Juni atau Juli empat unit F16 akan tiba di Madiun, setelah itu pada Oktober datang lagi empat unit dan diperkirakan November atau Desember, empat unit pertama akan berpangkalan di Pekanbaru," kata Danlanud Roesmin Nurjamin Kol Pnb Kahiril Lubis di Pekanbaru, Selasa.

Selanjutnya, kata dia, empat unit kedua akan datang juga pada awal tahun depan yang kemudian sepanjang tahun 2015 diperkirakan sudah ada 16 unit akan berpangkalan di "Kota Bertuah", julukan Kota Pekanbaru.

Ia mengatakan, pesawat yang didatangkan dari Amerika Serikat tersebut mangkalnya ke Kota Madiun, Jawa Timur karena ditempat tersebut ada Skuadron 3 F16 yang memiliki tipe serupa dengan yang akan berpakalanan di Kota pekanbaru.

"Karena disana perlu stadarisasi pesawat sesuai dengan fasilitasnya yang tipe A," katanya.

Saat ini, tambahnya, Roesmin Noerjamin sedang proses untuk menjadikan landasan dari tipe B ke tipe A dan perkembangannya saat ini tengah dibangun hanggar dan "shelter" pesawat.

Lalu ketika empat pesawat pertama datang ke Pekanbaru tiba, lanjutnya, akan ada proses penyambutan sekaligus persmian pesawat. "Biasanya proses peresmian dilakukan dengan penyambutan," ungkapnya.

Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI IB Putu Dunia pada saat peninjauannya ke Pekanbaru pada Februari lalu mengatakan, F16 bertujuan untuk mengawasi ruang udara kawasan di Selat Malaka secara lebih efektif.

"Kita memantau langsung pembangunan skuadron 16 dan sejauh ini sangat memuaskan. Semua peralatan lengkap dan kedepan kita berharap, Skuadron F-16 ini sebagai pilar terdepan kita untuk mengamankan kawasan kedaulatan NKRI," ujarnya.

TNI AU mendatangkan F-16 Fighting Falcon blok 25 bekas Perang Irak, yang direncanakan akan ditingkatkan kapasitasnya (upgrade) ke blok 52+.

Meskipun hibah dari Amerika Serikat, pemerintah tetap mengeluarkan biaya untuk "upgrade" dengan total sekitar 400 juta dolar AS memakai skema pembayaran "foreign military sales".