Pekanbaru, (Antarariau.com) - Satelit NOAA 18 kembali mendeteksi dan merekam kemunculan delapan titik panas (hotspot) di daratan Pulau Sumatra dengan dua di antaranya di Provinsi Riau.
"Begitu juga dengan Satelit Modis Terra dan Aqua, pada hari yang sama (6/6), mendeteksi 11 titik panas di Sumatra dan di Riau ada dua titik," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau Said Saqlul Amri melalui layanan kesan singkat di Pekanbaru, Sabtu siang.
Namun, data BPBD menunjukkan dua satelit itu memantau titik panas di lokasi yang berbeda.
Untuk Satelit NOAA, merekam keberadaan dua titik panas di Kabupaten Indragiri Hulu, masing-masing di Desa Pesajian, Kecamatan Batang Peranap dan Desa Pauh Ranap, Kecamatan Peranap.
Satelit Modis Terra dan Aqua pada hari yang sama, merekam dua titik panas di Desa Pulau Muda, Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan.
Titik panas merupakan hasil pemantauan yang patut diduga sebagai peristiwa kebakaran hutan dan lahan, penyebab polusi kabut asap yang sering melanda Provinsi Riau.
Hasil rekam Satelit NOAA 18 tidak disebutkan tingkat kepercayaanya, sedangkan Terra dan Aqua menyatakan dua titik panas di Pelalawan 42-46 persen merupakan peristiwa kebakaran lahan.
Saat ini, Tim Siaga Bencana Kabut Asap Riau yang terdiri atas sejumlah instansi dan lembaga terkait, masih mengupayakan hujan buatan melalui penerapan teknologi modifikasi cuaca dan "water bombing" dengan menggunakan tiga pesawat yang siaga di Pangkalan Udara TNI Roesmin Nurjadin Pekanbaru.