Pekanbaru (ANTARA) - PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) Zona Rokan menambah produksi 9.046 barel minyak per hari dari pengembangan pada lapangan dengan tempat batuan minyak yang rendah kualitas atau "low quality reservoar" (LQR) pada sejumlah lapangan di Provinsi Riau.
General Manager PT PHR Andre Widjanarko mengatakan hal itu dilakukan sejak alih kelola pada 2021 hingga tahun 2024. Ada 376 sumur yang telah dikembangkan dengan produksi 9.046 barel per hari pada Agustus 2025.
"Pengembangan LQR untuk batuan yang sifatnya susah mengalir. Yang mengalir kecil ini diperlukan teknologi," katanya di Pekanbaru, Jumat
Dia mengatakan pemboran dilakukan dengan pemboran vertikal, horizontal, "fracturing" atau perekahan dan "multi stage fracturing" horizontal. Yang baru dalam cara mengambil minyak dari perut bumi ini adalah dengan "fracturing".
"Fracturing" adalah seperti memecahkan batu sehingga terjadi perekahan atau pecahan. Pada rekahan itulah nanti akan menjadi jalan untuk minyak mudah mengalir.
"'Kita lakukan 'multi stage' sampai ada delapan dalam satu horizontal. Ini belum ada di Indonesia dan sudah sukses di Amerika Serikat dan Amerika Selatan," ungkapnya.
Menurut dia, hal itu dilakukan untuk menahan laju penurunan produksi di Wilayah Kerja Rokan. Sejak alih kelola dari Chevron Pasific Indonesia pada tahun 2021, PT PHR telah membor 1.800 sumur baru.
"Produksi secara natural akan menurun, 35-40 persenkalau tidak ada aktivitas yang masif. Dari 2021 pertahankan produksi 150 ribu-160 ribu barel per hari, saat ini pada angka 152 barel per hari. 26 persen dari produksi nasional," sebutnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: PHR tambah produksi 9.046 barel per hari dari lapangan kualitas rendah