Jakarta (ANTARA) - Petinju asal Aljazair, Imane Khelif, melangkah ke babak final kelas 66kg putri Olimpiade Paris setelah mengalahkan Janjaem Suwannapheng dari Thailand dengan skor telak 5-0 pada Selasa malam waktu setempat atau Rabu dini hari WIB.
Kemenangan ini menempatkan Khelif hanya satu langkah lagi dari medali emas, yang akan menjadi medali emas kedua dalam sejarah tinju Aljazair dan yang pertama di kategori tinju putri.
Di tengah kritik dan stigma negatif yang dihadapinya, Khelif terus menunjukkan performa gemilang di dalam ring. Sebelumnya, Asosiasi Tinju Internasional (IBA) yang mendiskualifikasi Khelif dan Lin Yu-ting dari Taipei pada Kejuaraan Dunia tahun lalu dengan alasan yang kontroversial.
Keputusan IBA tersebut tidak digunakan oleh Komite Olimpiade yang memberikan kesempatan Khelif untuk berkompetisi.
Khelif pun tak tergoyahkan oleh isu-isu tersebut. "Saya tidak peduli tentang itu. Saya ingin siap dan menunjukkan bakat saya karena saya ingin menghibur semua orang," ujar Khelif seperti dikutip dari ESPN.
Di hadapan sorak sorai penonton di Roland Garros, Khelif mendominasi pertandingan melawan Suwannapheng. Suwannapheng bahkan sempat menerima hitungan delapan saat terjatuh pada ronde ketiga setelah menerima serangkaian pukulan dari Khelif.
"Saya sudah mendengar tentang berita mengenai dirinya, tetapi saya tidak mengikutinya dengan seksama," ujar Suwannapheng. "Dia seorang wanita, tetapi dia sangat kuat."
Khelif telah memenangkan setiap ronde di setiap pertandingan yang berlangsung penuh di Paris. Keberhasilan ini menandai langkah terpenting dalam karier internasionalnya, meskipun diwarnai kritik dan stigma terkait diskualifikasi tahun lalu.
"Saya sangat bahagia," kata Khelif. "Saya telah bekerja keras selama delapan tahun untuk Olimpiade ini, dan saya sangat bangga dengan momen ini. Saya ingin berterima kasih atas dukungan dari orang-orang di rumah."
Setelah mengalahkan Suwannapheng, Khelif merayakan kemenangannya dengan penuh sukacita di dalam ring, berlari di tempat sambil mengepalkan tinjunya. Perayaan ini lebih meriah dibandingkan dengan akhir pertandingan perempat finalnya melawan Anna Luca Hamori dari Hungaria, di mana Khelif menangis haru setelah memastikan kemenangan.
Usai laga perempat final tersebut, Khelif menangis lantaran menerima banyak tudingan dirinya adalah seorang pria. "Saya sudah bertinju selama bertahun-tahun di Asosiasi Tinju Internasional yang sekarang melakukan ketidakadilan terhadap saya. Tapi Allah bersama Saya. Allahu Akbar," kata Khelif sambil menangis.
Baca juga: Jadwal pertandingan sepak bola putra Olimpiade Paris 2024: Prancis berjumpa Spanyol
Baca juga: Laju Gregoria menuju final Olimpiade terhenti