Jakarta (ANTARA) - Banjir kiriman yang kerap melanda wilayah perbatasan Kalimantan Utara dan Malaysia menjadi fokus utama dalam penanganan dan pembahasan dalam Forum Sosial Ekonomi Malaysia Indonesia (Sosek Malindo) tahun 2024.
“Kedua negara sepakat untuk membentuk tim bersama guna menangani banjir Sungai Sembakung,” kata Sekretaris Badan Pengelola Perbatasan (BPPD) Kalimantan Utara (Kaltara) Abdul Jalil di Tanjung Selor, Jumat.
Ia mengatakan isu banjir ini menjadi salah satu prioritas utama yang harus dibicarakan dengan pihak Malaysia, dan Pemprov Kaltara mengapresiasi bahwa Kelompok KK3 Malaysia telah menyetujui pembentukan tim bersama untuk penanganan banjir tersebut.
Banjir di Sungai Sembakung disebabkan oleh alih fungsi hutan menjadi perkebunan di wilayah hulu sungai di Malaysia, sehingga mengurangi resapan air. Hal ini berakibat pada meluapnya air sungai ke wilayah hilir di Kaltara.
"Hal ini sudah dibicarakan oleh kedua negara, melalui kerja sama Sosek Malindo, khususnya Negara Bagian Sabah dan Provinsi Kaltara," kata Abdul Jalil.
Ia optimistis Pemerintah Pusat di Jakarta dan Kuala Lumpur memberikan perhatian terhadap permasalahan banjir kiriman ini.
Pertemuan Kelompok KK3 Sosek Malindo 2024 dijadwalkan berlangsung di Balikpapan pada 15-19 Juli 2024. Ia optimistis pertemuan ini akan menghasilkan solusi konkret untuk mengatasi permasalahan banjir lintas batas Sungai Sembakung.
Dampak Banjir di Kaltara
Camat Lumbis Pansiangan saat rapat Kelompok KK3 di Tanjung Selor, menjelaskan bahwa banjir di wilayah perbatasan sudah berlangsung lama.
"Secara geografis, hulu Sungai Sembakung berada di Malaysia dan hampir 50 persen panjang sungainya ada di sana," kata Lumbis.
Kondisi tersebut, lanjut dia, menyebabkan Sungai Sembakung selalu meluap saat curah hujan tinggi di wilayah Nabawan, Sapulut, Sabah, Serawak.
Banjir di Sungai Sembakung berdampak pada enam kecamatan di Kabupaten Nunukan Kaltara, yaitu Lumbis, Lumbis Hulu, Lumbis Pansiangan, Lumbis Ogong, Sembakung Atulai, dan Sembakung.
Pembentukan tim bersama penanganan banjir Sungai Sesayap diyakini menjadi langkah untuk mengatasi permasalahan ini. Tim ini nantinya akan bertugas untuk melakukan koordinasi, pemantauan, dan penanggulangan banjir di wilayah perbatasan.
Selain itu, perlu dilakukan upaya reboisasi hutan di wilayah hulu Sungai Sesayap untuk meningkatkan daya serap air. Dua pihak telah berkomitmen untuk melaksanakan hal ini.
Dengan solusi yang tepat dan kerja sama yang solid, ia optimistis permasalahan banjir lintas batas di Sungai Sembakung dapat diatasi secara permanen, sehingga masyarakat di wilayah perbatasan dapat hidup dengan aman dan sejahtera.
Baca juga: Banjir bandang terjang Kelurahan Tenilo Kota Gorontalo
Baca juga: BPBD sebut tiga kecamatan di Banggai Laut Sulteng terendam banjir hingga 80 cm
Berita Lainnya
Menteri ESDM Bahlil sebut kenaikan PPN 12 persen tak pengaruhi harga BBM
19 December 2024 16:58 WIB
Prof Haedar Nashir terima anugerah Hamengku Buwono IX Award dari UGM
19 December 2024 16:35 WIB
NBA bersama NBPA hadirkan format baru untuk laga All-Star 2025
19 December 2024 16:16 WIB
PPN 12 persen, kebijakan paket stimulus dan dampak terhadap ekonomi
19 December 2024 15:53 WIB
Pertamina Patra Niaga siap lanjutkan program BBM Satu Harga di 2025
19 December 2024 15:47 WIB
BNPT-PBNU sepakat terus perkuat nilai Pancasila cegah ideologi radikalisme
19 December 2024 15:38 WIB
Maskapai Garuda Indonesia tambah pesawat dukung operasional di liburan
19 December 2024 15:19 WIB
Kemenekraf berkolaborasi untuk bantu promosikan produk kreatif
19 December 2024 14:52 WIB