Petani sayur di Pekanbaru terdampak cuaca ekstrem

id Kemarau pekanbaru, petani pekanbaru

Petani sayur di Pekanbaru terdampak cuaca ekstrem

Salah satu lahan pertanian sayur di Jalan Kartama di Kota Pekanbaru. (ANTARA/Melsa Triamanda)

Pekanbaru (ANTARA) - Sejak beberapa minggu terakhir Kota Pekanbaru mengalami perubahan cuaca ekstrem, yakni musim kemarau dengan suhu menyengat.

Perubahan cuaca yang tidak menentu sering terjadi secara tiba-tiba dari kemarau kemudian menjadi hujan lebat disertai angin kencang.

Hal ini tentunya membawa dampak bagi pertanian dan perkebunan masyarakat.

Jemu, seorang petani sayuran di Jalan Kartama mengaku terkena dampak akibat perubahan cuaca ekstrem tersebut sehingga tidak jarang ia mengalami kerugian.

"Kalau hujan lebat sayuran akan hanyut, biasanya sehari dapat 1000 ikat jadinya cuma 500 ikat," akunya saat ditemui, Senin.

Tidak hanya itu, saat musim kemarau tiba juga membutuhkan lebih banyak air untuk menyiram tanaman dan mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli minyak di mesin penyiram tanaman.

"Minyak mahal buat nyiram tanaman, harga pupuk juga naik. Kadang tidak laku," ujarnya.

Sementara itu, harga sayuran mengalami penurunan sejak beberapa bulan terakhir karena mengikuti harga pasar.

Untuk kangkung dijual dengan harga Rp600 per ikatnya, sedangkan bayam Rp500 per ikatnya. Ia juga menanam sayuran lain seperti pakcoy, sawi dan selada.