Bengaluru (ANTARA) - Harga minyak turun pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB) setelah Hamas melepas dua sandera asal AS dari Gaza yang menimbulkan harapan konflik Israel-Palestina mereda tanpa melanda wilayah Timur Tengah lainnya dan mengganggu pasokan minyak.
Minyak mentah berjangka Brent turun 22 sen atau 0,2 persen ke posisi 92,16 dolar AS per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman November turun 62 sen atau 0,7 persen menjadi 88,75 dolar AS per barel, sedangkan kontrak WTI untuk Desember yang lebih aktif turun 29 sen menjadi 88,08 dolar AS per barel.
Sebelumnya, keduanya meningkat lebih dari satu dolar per barel selama sesi-sesi saat ada tanda-tanda eskalasi konflik
Hamas melepas dua sandera asal AS dari Gaza, seorang ibu dan anak perempuannya, demi alasan kemanusiaan merespon upaya mediasi Qatar dalam perang dengan Israel, menurut Juru Bicara Hamas Abu Ubaida pada Jumat (20/10).
Analis Price Futures Group Phil Flynn mengatakan, kabar pelepasan sandera tersebut sedikit meredakan kekhawatiran pasar.
"Pelaku pasar memulai hari dengan sedikit harapan dan melihat tanda-tanda kemungkinan adanya jalan untuk keluar dari krisis ini," ujar Phil.
Pada Kamis (19/10), Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan kepada pasukan di perbatasan Gaza bahwa mereka akan segera melihat enklave Palestina "dari dalam". Sementara Pentagon menyatakan AS berhasil mencegat rudal yang ditembakkan dari Yaman ke Israel.
"Timur Tengah masih menjadi fokus utama pasar karena ketakutan meluasnya konflik di wilayah tersebut yang kemungkinan besar akan menyebabkan gangguan pasokan," kata partner Again Capital John Kilduff.
Menurut Kilduff, kemungkinan terjadinya disrupsi pasokan lebih kecil saat ini, namun pasar tidak bisa mengabaikan hal tersebut, terutama menjelang akhir pekan di mana segala sesuatu bisa berubah dengan cepat dan tidak ada perdagangan.
Perkiraan pasar yang ketat pada kuartal keempat setelah produsen minyak utama Arab Saudi dan Rusia memperpanjang pemangkasan produksi hingga akhir tahun, juga mendorong peningkatan harga minyak.
Analis UBS Giovanni Staunovo mengatakan, penarikan persediaan dalam jumlah besar, sebagian besar di AS, mendukung tesis tentang berkurangnya pasokan di pasar.
Staunovo memperkirakan harga minyak Brent akan diperdagangkan di kisaran 90 hingga 100 dolar AS per barel ada sesi-sesi selanjutnya.
Komisi Perdagangan Komoditas Berjangka AS (CFTC) menyatakan pada Jumat (20/10), perusahaan-perusahaan manajer keuangan memangkas posisi net long minyak mentah di AS dan posisi opsi sebesar 56.850 kontrak menjadi 183.351 kontrak dalam minggu yang berakhir 17 Oktober.
Baca juga: Harga minyak mentah melonjak dipicu meningkatnya tensi di Timur Tengah
Baca juga: Harga minyak turun di Asia, Rusia dan Arab Saudi diperkirakan tambah pasokan
Sumber: Reuters